JAKARTA, KOMPAS.com - Teater Koma akan menggelar pementasan berjudul Opera Ikan Asin yang akan digelar di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, pada 2 hingga 5 Maret 2017.
Pementasan itu digelar untuk merayakan 40 tahun Teater Koma berdiri. Cerita Opera Ikan Asin merupakan produksi 147 Teater Koma.
Ceritanya disadur dari lakon karya Bertolt Brecht dengan komposisi musik dari Kurt Weill yang kemudian diadaptasi oleh sutradara Nano Riantiarno.
Latar peristiwa yang sesungguhnya adalah abad ke-19 di London, digeser pada abad ke-20 di Batavia, tepatnya di zaman Hindia Belanda.
Nano mengatakan, pementasan kali ini akan berbeda dari pementasan yang pernah digelar pada 1983 dan 1999.
Perbedaannya terletak pada regenerasi pemain dan unsur musik yang diramu oleh Fero Aldiansya Stefanus.
"Pemain berbeda, ada regenerasi. Hanya ada lima pemain yang pernah main di dua pementasan sebelumnya. Dari segi musik juga berbeda," ujar Nano saat jumpa pers di Balai Latihan Kesenian Jakarta, Tanah Abang, Jakarta Barat, Kamis (23/2/2017).
Nano mengatakan bahwa pementasan itu akan berlangsung selama 2 jam 50 menit.
Menurut Nano, era yang menjadi latar cerita lakon itu akan mengambarkan ketidakjelasan dalam hal hukum. Yakni, penjahat dipandang sebagai seorang pahlawan oleh masyarakat.
Opera Ikan Asin bercerita tentang Si Raja Bandit Batavia yang bernama Mekhit alias Mat Piso. Ia menikahi Poli Picum tanpa seizin ayah Picum yang merupakan juragan pengemis di Batavia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.