Angelina Jolie Tidak Memicu Kebencian

LONDON, KOMPAS.com -- Aktris Angelina Jolie (41) berharap film garapannya, First They Killed My Father, diterima dengan baik oleh masyarakat Kamboja.

Film yang berkisah tentang pembantaian di Kamboja di bawah rezim Khmer Merah tahun 1970-an itu telah diluncurkan Februari lalu.

Peristiwa yang memakan banyak korban itu tentu menyisakan trauma tersendiri bagi para keluarga korban.

Namun, Jolie berharap film buatannya tidak memunculkan kebencian atau dendam terhadap apa yang terjadi di Kamboja saat itu.

"Saya harap film ini tidak membawa kebencian, tidak menimbulkan perasaan saling menyalahkan. Saya ingin masyarakat Kamboja bangga dengan film yang menggambarkan apa yang mereka perjuangkan," kata Jolie kepada BBC, Minggu (5/3/2017).

Kisah film ini berdasarkan otobiografi aktivis hak asasi manusia Kamboja, Loung Ung.

Lebih dari dua juta orang dari tujuh juta populasi Kamboja tewas selama aksi Khmer Merah pada 1970-an, termasuk ayah, ibu, dan saudara perempuan Ung.

"Saya berpikir, cerita apa yang penting untuk disampaikan? Saya merasa, belum banyak orang yang mengerti mengenai perang yang terjadi 40 tahun yang lalu itu. Film ini bukan hanya untuk masyarakat Kamboja, melainkan juga seluruh dunia. Harapannya, semua orang yang melihat film ini bisa meresapi kisahnya," tuturnya.

Jolie memiliki ikatan kuat dengan Kamboja. Pada 2000, Jolie terlibat dalam pembuatan film Tomb Raider di Kamboja.

Setelah itu, ia kembali ke Kamboja sebagai sukarelawan untuk badan pengungsi PBB, UNHCR.

Ikatannya dengan Kamboja semakin kuat setelah Jolie mengadopsi Maddox yang berasal dari Kamboja pada 2002. (PEOPLE/SIE/*)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Maret 2017, di halaman 32 dengan judul "Tidak Memicu Kebencian".