Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Automaton", Mari Berdansa Bersama Jamiroquai

Kompas.com - 16/04/2017, 22:10 WIB

Tim Redaksi

LEWAT musik, manusia bisa menemukan jati diri mereka. Lewat irama musik yang pas, manusia akan menggerakkan badan dan menikmati musik.

Tidak ada cara terbaik menggerakkan badan selain sambil menikmati alunan musik dansa. Grup funk asal Inggris, Jamiroquai, sangat tahu soal tersebut dan mereka menyajikannya melalui album terbaru mereka, Automaton.

Album studio kedelapan Jamiroquai tersebut dirilis pada 31 Maret 2017. Automaton menandai kembali Jamiroquai setelah tujuh tahun absen merilis album.

Seperti yang diharapkan, Jamiroquai kembali hadir dengan musik yang enak didengar dan juga enak untuk berdansa. Jamiroquai yang digawangi oleh Jay Kay (vokal), Mattew Johnson (kibor), Rob Harris (gitar), Paul Turner (bas), Derrick McKenzie (drum), dan Sola Akingbola (perkusi) memang jago meracik musik yang dengan beat yang ringan, renyah, dan cocok di indera pendengaran penggemar musik apa pun.

Dua belas lagu di album ini tampil dengan komposisi tempo yang sedang dan cukup akrab di telinga penggemar. Sejak meluncurkan album pertama pada tahun 1993, Jamiroquai memang langsung mencuri hati penikmat musik dengan menyajikan musik-musik bercorak disko.

Musik Jamiroquai adalah musik yang tampil apa adanya, musik yang jujur dari para musisi yang sangat mencintai pekerjaannya.

“Jika kami tidak bisa membuat musik yang irama dan melodi tidak pas banget, yang terasa asyik dan enak, tidak ada gunanya kami melakukan itu (membuat album baru),” ujar Jay Kay mengomentari album Automaton.

Jay Kay, motor sekaligus penulis lagu di album ini, juga menyampaikan pernyataan tegas melalui lagu “Automaton”. Singel pertama yang dibuat videonya dari album Automaton ini menceritakan kondisi masa kini.

Era ketika manusia berhadap-hadapan dengan mesin, kondisi di mana waktu melawan ruang, di mana dunia digital berkuasa, hingga pada akhirnya manusia menyadari bahwa mereka hanyalah makhluk biasa.

Untuk urusan musik, lagu yang dibuat dengan menggunakan unsur suara dari aplikasi digital tanpa sentuhan jari musisi pada alat musik membuat lagu seolah tak berjiwa, kosong. Sebuah pernyataan seperti yang pernah diucapkan Dave Grohl dari band Foo Fighter saat menerima penghargaan Grammy Awards.

Jamiroquai tidak anti terhadap suara artifisial yang diciptakan oleh komputer. Mereka dipakai hanya menjadi pemanis lagu, memberikan tambahan nuansa untuk menjembatani lagu.

Di Album Automaton, suara-suara robotik yang kembali dipopulerkan oleh duo DJ Daft Punk juga dipakai untuk mewarnai lagu “Superfresh”. Hasilnya, “Superfresh” tampil segar dan futuristik.

Lagu pembuka album Automaton, “Shake it On”, menjadi penyambut penggemar musik dance dengan irama beat yang konstan dan kocokan permainan gitar musik-musik disko. Jamiroquai seolah mengajak pendengar untuk memulai perjalanan album Automaton dengan gembira.

Soal tema lagu, Jamiroquai memang tidak terlalu terfokus terhadap pandangan tertentu. Mereka menggambarkan peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar.

“Summer Girl” bercerita tentang seorang gadis yang membuat jatuh cinta, “We Can Do It” tentang semangat menjalani hidup, dan Carla tentang belahan jiwa. Tema sederhana ini justru menjadi kekuatan Jamiroquai membangun irama musik mereka.

Album yang komplet

Album Automaton cukup nyaman didengar hingga lagu kedua belas. Jay Kay dan Matt Johnson menjadi otak album ini dengan meracik lagu-lagu di album Automaton secara paripurna.

Visi mereka sangat jelas: sebuah album yang komplet, sebuah produksi yang layak dan rampung dengan sempurna. Album yang menjadikan semua lagu menjadi andalan, bukan hanya pengisi saja.

Pilih saja mana lagu di album ini, dengarkan dan Anda mungkin akan suka. Lagu "Automaton" yang paling awal diliris ke pasaran digunakan sebagai jembatan ke penikmat musik terkini karena Automaton dipenuhi suara-suara mutakhir. Selebihnya, lagu-lagu di album Automaton adalah khasnya Jamiroquai, yaitu simpel tetapi berkarakter.

Dua lagu yang dirasa cukup mampu dengan cepat mengunci kuping adalah “Dr. Buzz” dan “Something About You”. “Dr. Buzz” diawali dengan irama yang sangat populer pada era musik dansa tahun 1980-an.

Saat Jay Kay bersenandung dan musik dimainkan, kita secara tidak sadar mungkin menggerakkan tangan ke kanan dan kiri dengan jari telunjuk diacungkan dan badan digoyang-goyang.

Ini adalah irama musik yang akrab dengan generasi paruh baya dan mungkin disukai juga oleh generasi muda. Sementara “Something About You” sangat gampang disenandungkan oleh pendengar.

Kekuatan album Automaton dan juga album-album Jamiroquai lainnya adalah bahwa mereka melalui musiknya mampu merawat memori pendengar terhadap irama dansa pada masa lampau dan meramu dalam musik yang modern dan selalu layak didengar.

Jika saja semua manusia membutuhkan musik untuk membuat hidup mereka menjadi lebih baik, Jamiroquai mungkin salah satu yang mampu membantu mewujudkannya. (www.Jamiroquai.com/MYE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com