JAKARTA, KOMPAS.com - Kurniawan "Iwe" Ramadhan, John Martin, Ridwan Badhar, dan Yulio Abdul Syafik mencoba mengekspresikan diri dalam pameran seni kolektif bertajuk ONboarding Go Ahead Challenge.
Empat seniman muda berbakat ini merupakan pemenang Go Ahead Challenge 2016, sebuah wadah untuk para penggiat seni kreatif.
Selama sepekan, mereka memamerkan karya seni masing-masing yang terdiri dari seni visual, fotografi, musik, dan style.
Pameran itu digelar di Hall A4, Gudang Sarinah Ekosistem, Pancoran, Jakarta Selatan, mulai 14 hingga 20 Mei 2017.
"Background mereka beda-beda, ketertarikan beda-beda. Itulah fungsinya kompetisi ini. Bagaimana mereka diperkenalkan ke khalayak sebagai pekerja seni yang sudah bertanggung jawab terhadap karyanya," ucap kurator pameran, Saleh "Ale" Husein, dalam konferensi pers di Gudang Sarinah, Minggu (15/5/2017).
Personel grup band WSATTC ini mengatakan, sejak mengkurasi karya-karya mereka pada pameran sebelumnya hingga kini, keempat seniman tersebut sudah menunjukkan kemajuan.
"Kenapa namanya ONboarding? Gue menganalogikan kayak gue lagi di bandara, gue lagi proses menuju ke tempat lain. Di ruang ketika gue sedang menunggu," ucap Ale.
Untuk pameran ini, Kurniawan alias Iwe (seni visual) mengangkat permasalahan lingkungan di daerahnya, Kulonprogo.
Ia menceritakan kondisi para nelayan di sana lewat instalasi benda-benda temuannya dengan metode potong-tempel.
"Yang saya ceritain di sini adalah memori nelayan saat mereka melaut," ucap Iwe.
Sementara, Badhar (fotografi) menuangkan gagasannya lewat medium foto dan video. Ia membuat instalasi tiga televisi yang menampilkan narasi berbeda-beda tentang beras, persoalan pangan di Indonesia.
Lalu ada Yulio (musik) yang berkolaborasi dengan tiga ilustrator untuk menginterpretasikan lagunya yang berjudul "Menuju Ketiga" ke dalam gambar.
Basis band Piston ini juga membuat video lagu tersebut dari video-video pendek milik band-nya.
Pameris terakhir adalah John Martin (style). Ia membuat konsep menarik tentang proses kerja otak kanan dan kiri dalam memunculkan sebuah gagasan.
John membangun instalasi dari jalinan bambu sebagai bentuk otak. Di dalamnya terdapat beragam benda masa kecilnya dan sebuah busana di tengahnya.
"Kalau kita membuat karya, orang cuma lihat hasil jadinya, tapi kadang enggak ngerti prosesnya. Aku pengin kasih lihat enggak semudah itu berkarya, hasil akhir ada karena proses itu," ucap John.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.