Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggun C Sasmi: Karena Kenyamanan, Artis Musik Akan Mati Pelan-pelan

Kompas.com - 02/07/2017, 07:52 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyanyi dan pencipta lagu Anggun Cipta Sasmi (43) atau Anggun C Sasmi, yang lahir di Indonesia dan kini sudah jadi warga negara Perancis, mengatakan bahwa hal yang paling berbahaya bagi artis musik adalah kenyamanan.

Anggun menyampaikan hal itu ketika menjadi salah satu pembicara dalam Kongres Diaspora Indonesia 2017, yang diadakan di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (1/7/2017).

Di hadapan mereka yang hadir pada kongres tersebut, Anggun mengatakan bahwa kariernya meroket setelah ia merilis singel "Mimpi" ketika berusia 14 tahun dalam industri musik Indonesia.

"Dari umur 14-16 tahun karier saya naik terus melesat, semuanya serba mudah. Job nyanyi tuh ada terus. Pernah sebulan saya dapet tawaran nyanyi sampai 23 kali dan itu sambil sekolah," tutur Anggun yang merilis album pertamanya, Dunia Aku Punya (1986), ketika ia baru berumur 12 tahun.

"Tawaran nyanyi banyak sekali dan setiap saya nyanyi selalu di GOR (gelanggang olah raga), stadion, dan selalu penuh, ditambah dengan penjualan album atau kaset. Uang mengalir, sukses datang, dan tiba-tiba banyak sekali temennya," tutur pelantun "Tua-Tua Keladi" ini.

Salah satu juri Asia's Got Talent ini beranggapan bahwa, pada zamannya bisa jadi banyak orang mengidamkan posisinya sebagai anak muda yang berhasil.

Namun, menurut Anggun, hal itu justru membahayakan dirinya.

"Pada zaman itu, masa remaja saya mungkin dinginkan banyak orang, tapi bahaya karena saya memiliki kesuksesan pada usia 19 tahun. Sukses itu artinya bahwa insting kamu itu benar, tafsiran kamu benar," tutur Anggun.

"Kalau umur 19 tahun udah ngerasa benar terus dan sok tahu, itu bahaya. Apalagi dalam bermusik, karena kesuksesan membuat saya kehilangan kejujuran dan membuat saya ingin lebih sukses lagi, dengan apa pun caranya," sambung Anggun, yang disambut anggukan sebagian dari mereka yang hadir.

"Umur 19 tahun saya mendirikan label musik saya sendiri, judulnya Bali Cipta Record, tapi setelah itu saya merasa kayak hambar," tuturnya lagi.

Anggun merasa, dengan kejayaannya ketika itu di Tanah Air, ia berambisi untuk mencapai keberhasilan yang lebih dan lebih lagi.

"Karena di Indonesia saya merasa sudah di puncak karier saya, kalau sudah naik pasti akan turun, saya selalu nanya, mau nyanyi di mana lagi, mau pasang tarif berapa lagi. Dulu saya pernah dapet tarif penyanyi paling mahal di (acara) tahun baru," ucapnya.

Namun, kemudian, Anggun tiba di satu titik di mana dirinya tak lagi bergairah dalam berkarya di dalam negeri.

Akhirnya ia memutuskan untuk menaklukkan diri sendiri dengan berkarier di luar negeri.

"Saya pikir umur 20 tahun udah enggak punya tantangan lagi, saatnya saya menaklukkan diri sendiri, supaya enggak merasa hampa. Akhirnya, saya menjual label saya pada 1994 dan meninggalkan Indonesia umur 20 tahun untuk berkarier di negeri orang," katanya.

"Buat saya, musisi yang sudah nyaman adalah musisi yang bahaya, akan mati pelan-pelan," tekannya.

Dari Tanah Air, Anggun pindah ke London (Inggris), lalu Paris (Perancis), untuk meniti kariernya dalam industri musik internasional.

Pada 1997, album pertamanya yang berbahasa Perancis, Au nom dela lune, dirilis.

Pada tahun yang sama, versi bahasa Inggris album tersebut diluncurkan. Snow on the Sahara, Judulnya.

Sejak mengeluarkan album itu, Anggun dikenal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau