KOMPAS.com – Tak banyak film bertema Perang Dunia II memiliki kisah yang lebih dari sekadar baku tembak atau keberhasilan sebuah operasi militer.
Salah satu film yang cukup melekat di benak Kompas.com adalah Saving Private Ryan (1998) yang dibesut sutradara ternama, Steven Spielberg.
Dalam film yang dibintangi Tom Hanks ini, meski diawali dengan adegan pendaratan pantai yang sangat luar biasa brutal dan berdarah, inti film ini bukan soal membunuh lawan.
Saving Private Ryan memperlihatkan bahwa di tengah kecamuk perang dengan prinsip “membunuh atau dibunuh” masih ada upaya untuk menyelamatkan nyawa seorang prajurit bernama Ryan.
Kisah kemanusiaan di tengah amuk perang juga muncul dalam film Hacksaw Ridge (2016) karya Mel Gibson dan dibintangi Andrew Garfield sebagai Desmond Doss seorang dokter militer.
Sama seperti halnya Saving Private Ryan, film yang berlatar Perang Pasifik ini juga lebih menekankan upaya memperjuangkan kehidupan di tengah amukan perang.
Kedua film di atas, seolah ingin menegaskan bahwa di dalam kekacauan perang di mana nyawa bisa melayang setiap saat, bertahan hidup merupakan sebuah kemenangan tersendiri.
Tema inilah, kemauan untuk bertahan hidup, juga menjadi benang merah film terbaru besutan Christopher Nolan, Dunkirk.
Upaya para tentara Inggris bertahan hidup sudah terasa sejak menit pertama film ini dimulai, ketika lima prajurit muda Inggris berjalan di jalan-jalan sepi kota pantai Dunkirk, Perancis.
Hampir 400.000 tentara Inggris dan Perancis terpojok di kota pesisir itu dengan pasukan Jerman mengepung dari segala arah.
Harapan satu-satunya bagi para prajurit putus asa itu adalah kembali ke Inggris yang berada di seberang lautan.
Namun, menjemput ratusan ribu tentara di bawah serangan konstan militer Jerman bukan perkara mudah dan amat berbahaya.
[Baca juga: 6 Cerita tentang Harry Styles di Film Dunkirk]
Tak riuh
Dibandingkan Saving Private Ryan dan Hacksaw Ridge, film ini memang tak terlalu riuh dengan suara desing peluru dan dentuman bom.
Namun, Nolan menyajikan sebuah keheningan mencekam saat para prajurit Inggris menyusuri jalan-jalan kosong kota Dunkirk.
Nolan juga kemudian menampilkan hamparan pantai Dunkirk yang luas dengan ratusan ribu tentara Inggris berbaris lunglai menunggu dinaikkan ke atas kapal penjemput.
Adegan saat sang prajurit muda Tommy (Fionn Whitehead) menyaksikan ratusan ribu orang berbaris lunglai sambil diterpa angin dingin di pantai Dunkirk, merupakan adegan yang amat mencekam.
Di saat adegan memelas itu berlangsung dalam keheningan, tiba-tiba terdengar suara menyeramkan datang dari langit.
Itulah suara pesawat pengebom tukik milik Luftwaffe Ju-87 atau Stuka yang akan melakukan serangan.
Tanpa ampun, pesawat-pesawat itu menjatuhkan bom ke arah barisan tentara Inggris yang langsung menceraiberaikan mereka.
Sungguh sebuah adegan yang membuat bulu kuduk merinding.
Sejak menit pertama, suasana ancaman kematian dan upaya bertahan hidup disajikan Nolan yang terus mengikat penonton dan kelegaan baru diberikan di saat-saat terakhir film ini.
Penderitaan
Di adegan lain, Nolan memunculkan adegan yang menampilkan tekanan psikologis yang dialami seorang prajurit di masa perang.
Salah satunya muncul ketika seorang prajurit yang diperankan Cillian Murphy diselamatkan sebuah perahu Dawson (Mark Rylance), putranya Peter (Tom Glynn-Carney), dan remaja bernama George (Barry Keoghan).
Dawson menyelamatkan sang prajurit saat menemukannya terduduk di puing-puing kapalnya yang hancur ditembak kapal selam Jerman.
Saat dinaikkan ke dalam kapal, sang prajurit enggan duduk di dek bawah perahu yang lebih hangat dan selalu terlihat takut. Peter, yang masih muda, kebingungan dengan sikap si prajurit.
“Jika kau pernah merasakan dibombardir, maka kau akan paham perasaan dia,” kata Dawson kepada putranya.
Karena diselamatkan sebuah perahu Inggris, sang prajurit mengira dia akan segera pulang. Namun, ternyata Dawson mengarahkan perahunya ke Dunkirk.
Hal ini kemudian menimbulkan ketegangan karena sang prajurit yang muak dengan perang tak mau lagi kembali ke Perancis.
Sementara Dawson bersikukuh menuju Dunkirk karena memenuhi panggilan negara untuk membantu penjemputan para tentara.
Ketegangan ini sempat memuncak menjadi pergumulan yang mengakibatkan George terluka.
Semangat
Meski terkesan muram dan penuh tekanan psikologis, Nolan masih memberi sedikit “kelegaan” di beberapa adegan film ini.
Misalnya ketika pesawat pemburu Spitfire milik AU Inggris muncul dan melintas di atas perahu milik Dawson.
“Spitfire pesawat terbaik yang pernah dibuat. Suara mesin Rolls-Roycenya adalah suara paling indah di tempat ini,” kata Dawson.
Melihat adegan ini, penonton mendapatkan harapan bahwa barisan lunglai tentara Inggris di pantai Dunkirk mendapatkan bantuan dan perlindungan dari pesawat-pesawat pemburu itu.
Keriaan bertambah ketika salah satu pilot bernama Ferrier yang diperankan aktor Tom Hardy berhasil menembak jatuh sebuah Stuka yang akan menyerang pasukan Inggris.
Saat tembakan Ferrier mengenai mesin Stuka yang kemudian terbakar dan jatuh, ribuan tentara yang awalnya ketakutan kemudian bersorak sorai penuh semangat karena nyawa mereka terselamatkan.
Manusiawi
Film terbaru Christopher Nolan ini banyak menuai pujian dan bahkan beberapa kritikus menganggap Dunkirk sebagai film terbaik pria yang juga membesut trilogi The Dark Knigt itu.
Seperti sempat disinggung di atas, film ini menjadi kuat bukan karena keriuhan baku tembak atau banyaknya darah yang tertumpah.
Film ini menjadi sangat bermakna karena menyorot sisi kemanusiaan para prajurit dan warga biasa yang menjadi karakter dalam film ini.
Berbagai sudut pengambilan gambar yang digunakan Nolan memberi gambaran betapa luasnya pantai Dunkirk dan begitu banyaknya manusia yang harus diselamatkan dari kematian.
Penonton diajak menjadi saksi betapa kejamnya perang dan pada akhirnya kemenangan tak melulu dinilai dari keberhasilan menghancurkan musuh tetapi juga dari keberhasilan mempertahankan kehidupan.
Film ini berhasil mengajak penonton untuk memahami masih ada sisi manusiawi di tengah sebuah perang yang ganas.
Dalam sebuah adegan menjelang akhir film, ketika para prajurit akhirnya tiba di pantai Inggris, mereka menerima selimut yang dibagikan oleh seorang pria tua.
“Selamat, selamat,” kata pria itu setiap kali memberikan selimut kepada seorang prajurit.
Salah seorang prajurit yang menerima selimut sempat berhenti dan berkata: “Tapi yang kami lakukan hanya bertahan hidup.”
“Itu sudah lebih dari cukup,” kata pria tua itu.
[Baca juga: Mencari Harry Styles di Teaser Film Dunkirk]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.