Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Raibnya Kamera Rp 229 Juta Milik Dhea Imut

Kompas.com - 28/09/2017, 20:11 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis peran Dhea Imut kehilangan kamera Canon C500 seharga Rp 229 juta setelah menggunakan sebuah jasa pengiriman barang. Awalnya, Dhea ingin menjual kameranya kepada seorang teman di Malang.

Perempuan bernama lengkap Dhea Annisa itu meminta bantuan pamannya, Diad Ote, untuk mengirimkan kamera tersebut.

"Dhea punya kamera untuk shooting film yang harganya kurang lebih 229 juta, tadinya mau dijual barang ini kepada seorang teman di Malang, mau dikirim ke sana," kata kuasa hukum Dhea, Henry Indraguna dalam jumpa pers di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Kamis (28/9/2017).

Kemudian Diad mengirim kamera tersebut melalui jasa pengiriman DHL pada Rabu (6/9/2017), ke alamat tujuan calon pembeli kamera Dhea atas nama Toto atau Suhadi.

[Baca: Dhea Imut Kehilangan Kamera Seharga Rp 229 Juta]

"Dipilihlah jasa pengiriman DHL, karena punya nama besar, soalnya kan berisiko barangnya," ucap Henry.

"Janjinya saya antar hari Rabu, saya maunya cepat akhirnya pake kilat. Hari Jumat sampe katanya (pihak DHL). Saya monitor perjalanannya," ungkap Diad.

"Saat dikirimkan, sudah dibuka lalu di-repacking lagi. DHL udah tau bahwa itu kamera. Setelah itu dikirimkan ke tujuan atas nama Toto atau Suhadi di Malang," timpal Henry.

Namun, hingga waktu yang dijanjikan kamera tak kunjung datang. Setelah dikonfirmasi, pihak DHL telah menyerahkan kamera tersebut kepada seorang pria bernama Totok Suhadi pada Selasa (13/9/2017).

"Sampai Jumat belum sampai, hilangnya hari Selasa," kata Diad.

"Beberapa hari kemudian barang ini entah ke mana, tidak sampai ke tempat yang dituju. Saat dikontak barang itu raib. Saat ditelusuri, katanya barang tersebut ada yang ambil, yang ambil itu namanya Totok Suhadi. Padahal kami tujukan barang itu ke Toto atau Suhadi (dua orang)," lanjut Henry.

Henry mengatakan, pihaknya menduga ada modus penggelapan barang dengan memalsukan identitas.

"Yang anehnya pengakuan DHL, kamera itu diambil atas nama itu. Siapa? Kami enggak kenal. Dugaan kami ada modus. KTP ini kami yakin itu palsu," kata Henry.

[Baca juga: Mendiang Ayahnya Ingin Dhea Annisa Fokus di Pendidikan ]

"Jadi diduga ada permainan sampe ada waktu untuk buat KTP. Saya pikir aman-aman aja, karena di DHL. Saya ekspedisi barang berkali-kali, bukan sekali. Peluang hilang enggak ada klo pihak ekspedisinya profesional," sambung Diad.

"Ini ada suatu modus, bisa dibuat KTP-nya dulu. Kami minta dikirim ke alamat rumah, kok itu malah diambil di DHL? Dan kok bisa tahu kalau kami mengirim kamera, lalu diambil atas nama Totok Suhadi di sana?" tambah Henry.

[Baca juga: Dhea Annisa Sudah Ikhlaskan Kepergian Ayahnya ]

Setelah itu, ibunda Dhea, Masayu Chairani meminta solusi dari pihak jasa pengiriman barang, tetapi perusahaan itu menganggap masalah tersebut telah selesai.

Dhea lantas mengambil jalur hukum untuk menyelesaikan masalah itu.

"Dari situ ibu Dhea minta pertanggungjawaban ke call center , tapi dapet perlakuan yang sangat tidak menyenangkan," kata Henry.

"(Dibilangnya case closed, gimana bisa digituin? Kami korban dan barang hilang 200 juta lebih, Dhea dan keluarga enggak terima dan minta untuk dilakukan upaya hukum," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau