Menyedihkan memang bahwa negeri ini belum bisa memberi penghargaan yang memadai kepada para seniman pencipta lagu. Situasi ini sungguh berbeda di negara maju.
Lagu-lagu ciptaan Koes Plus tidak hanya sekadar lagu-lagu populer yang menghibur. Banyak karyanya juga menginspirasi rasa cinta tanah air, membangun nasionalisme dan patriotisme.
Bisa disimak pada banyak lagu dan syairnya seperti “Kolam Susu” dan rangkaian lagu seri Nusantara lainnya.
Yang mengagumkan adalah dalam usianya yang sudah lanjut, beberapa tahun lalu itu, Yon masih sanggup bernyanyi sambil menyandang gitar dalam waktu lebih dari 1 jam di atas panggung.
Dalam obrolan ringan, saat saya tanyakan pendapatnya tentang banyak lagunya yang dilantunkan dan disajikan dalam aransemen yang disesuaikan dengan generasi yang lebih muda, dia menyatakan sangat senang.
Namun, ia menambahkan, bagi para penggemar Koes Plus, lagu-lagu beraransemen baru itu kehilangan “nyawa” Koes Plusnya.
Namun toh ia tetap senang. Lagu-lagu beraransemen baru itu membuktikan bahwa lagu-lagu Koes Plus mampu beradaptasi melintasi generasi. Lagu yang abadi.
Kini Yon sudah tiada. Kita semua kehilangan Sang Pahlawan Seniman pencipta lagu, Seniman yang sangat sayang, cinta dan bangga atas negerinya sendiri.
Seniman yang berkepribadian dalam arti sesungguhnya yaitu telah memberikan jiwa raganya dalam berbakti keharibaan Sang Ibu Pertiwi.
Sang Pahlawan yang pada sisi lain terlihat sangat menyedihkan karena kurang memperoleh imbalan penghargaan atas karya ciptanya dengan setimpal.
Kita perlu memikirkan langkah-langkah nyata untuk memberikan penghargaan yang berarti kepada para seniman pencipta lagu kita.
Selamat Jalan Yon Koeswoyo. Kita semua berduka atas kepergian Sang Maestro terakhir dari kelompok Koes Bersaudara-Koes Plus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.