JAKARTA, KOMPAS.com - Thanos akan datang ke bumi. Makhluk ungu dari planet Titan itu mencari dua Infinity Stone. Ia mengutus "anak-anaknya" merebut time stone dari Doctor Strange dan mind stone dari Vision.
Jika ia berhasil mengumpulkan enam permata Infinity, tujuan utama Thanos hanya satu, menghancurkan sebagian alam semesta dengan sekali jentikan jari.
Mendengar peringatan bahaya itu, para Avengers yang tadinya terpecah belah mau tak mau berkumpul kembali. Mereka harus mengesampingkan ego masing-masing dan bahu-membahu menghadapi Thanos bersama pasukannya.
Berbagai upaya dilakukan para pahlawan super, mulai dari Iron Man, Thor, Doctor Strange, Black Widow, Spider-man, Guardians of the Galaxy, Black Panther, Hulk, hingga Captain America yang sekarang berjuluk nomad.
Mereka mengeluarkan segala daya dan kekuatan paling maksimal untuk mencegah Thanos menyematkan satu per satu Infinity Stones di sarung tangan saktinya yang disebut Gauntlet.
Beberapa di antara mereka terpaksa menembus ruang dan waktu, sementara yang lainnya harus merelakan hal yang paling berharga bagi mereka terenggut.
Bahkan pada adegan pertama, penonton langsung menyaksikan sebuah kehilangan yang pahit dan pengorbanan yang tulus.
Namun, bukan Thanos jika tak mampu membuat puluhan superhero kewalahan menghadapinya. Lalu sanggupkah Avengers melawan ambisi jahat Thanos?
Tak banyak yang bisa digambarkan tentang alur kisah Avengers: Infinity War lantaran ceritanya sangat rapat dengan konflik yang maraton.
Satu hal yang dapat dipastikan adalah film ini mampu memporak-porandakan pikiran, menghancurkan hati, sampai membuat penonton putus asa. Film ini dengan "jemawa", tanpa basa-basi seenaknya mengubah-ngubah suasana hati.
Karena di satu sisi, Avengers: Infinity War juga bisa mengocok perut lewat suntikan komedi renyah di hampir setiap dialognya.
Film garapan kakak beradik Anthony dan Joe Russo itu sekaligus membawa penonton terhanyut dalam selipan kisah romantisnya.
Tentu duo Russo bersaudara tak lupa menghidangkan sajian action yang ciamik, menegangkan, serta mengagumkan. Balutan efek visual dan teknologi CGI nenambahkan gairah pada setiap adegan aksi para superhero.
Meski harus diakui, ada beberapa bagian yang menampakkan hasil CGI yang kurang mulus hingga terjadi pergerakan yang agak kaku. Beberapa adegan juga tampak terputus-putus dan sedikit menghalangi aliran narasi.