Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nostalgia Keluarga Cemara di Era Kekinian

Kompas.com - 14/11/2018, 10:13 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- "Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga."

Sebait lirik lagu bertajuk "Harta Berharga" itu langsung mengingatkan kita pada kisah Keluarga Cemara, sebuah sinetron yang diputar pada tahun mulai Oktober 1996 hingga Agustus 2014.

Kini kisah Abah, Emak dan anak-anaknya diangkat menjadi sebuah film. Sutradara Yandy Laurens dipercaya sekaligus ditantang mentranformasikan cerita Keluarga Cemara ke era sekarang.

Keluarga Cemara versi film mengangkat cerita dari kondisi keluarga Abah (Ringgo Agus Rahman) yang kaya dan modern, tiba-tiba jatuh miskin.

Kisah Keluarga Cemara diangkat dari novel berjudul sama karya Arswendo Atmowiloto.

Plot cerita itu mundur beberapa tahun dan membuat Ragil anak ketiga Abah dan Emak di film ini baru dilahirkan (yang pada cerita aslinya sudah muncul sebagai balita).

Meski dikemas dengan sangat kekinian, film garapan Visinema Pictures itu masih bertahan memunculkan ikon nostalgia seperti opak dan becak. Namun, tentu saja tukang becak sudah tidak lagi relevan dikerjakan Abah saat ini.

Film ini berpotensi menguras air mata penonton dengan menyuguhkan momen-momen hangat dan konflik-konflik dalam sebuah keluarga. Penyajiannya pas namun tetap emosional.

Setiap anggota keluarga mendapat porsi yang sama dalam film terebut. Ringgo misalnya, meski digambarkan menjadi sosok yang tegar dan tabah sebagai kepala keluarga, nyatanya memiliki perang batin dengan rasa bersalahnya sendiri.

Meski secara tampilan jauh berbeda dengan pemeran Abah yang asli, Ringgo memberikan akting terbaiknya sebagai ayah di sini.

Nirina Zubir sebagai Emak yang berusaha menjadi penenang dari pergumulan yang mereka hadapi. Di film ini Nirina jauh dari kesan komedi yang melekat di dirinya.

Euis yang diperankan Zara JKT48 juga harus berjuang menekan ego untuk menerima kondisi keluarganya. Sebagai pemula, Zara cukup berhasil menunjukkan kemampuannya berakting.

Ada pula Cemara atau Ara, si periang yang selalu menjadi pencair suasana di tengah ketegangan yang terjadi. Widuri Putri Sasono, putri pasangan Dwi Sasono-Widi Mulia, tampil memukau sebagai Ara berkat aktingnya yang natural.

Tak lupa juga kehadiran Asri Welas, yang melengkapi film ini dengan bumbu komedi.

Meski nama-nama tokohnya agak asing didengar dalam sebuah keluarga yang modern di awal cerita, namun itu sangat termaafkan dengan tayangan filmnya secara keseluruhan.

Baca juga: Merasakan Kehangatan Keluarga Cemara lewat Nyanyian Ara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com