JAKARTA, KOMPAS.com - Film yang menuai kontroversi di Indonesia, Kucumbu Tubuh Indahku, melenggang untuk mewakili Indonesia dalam ajang Academy Awards 2020 atau yang dikenal dengan nama Oscar.
Kucumbu Tubuh Indahku karya sutradara Garin Nugroho ini menyisihkan 42 film Indonesia lain yang diputar di bioskop sepanjang satu tahun terakhir.
Kucumbu Tubuh Indahku akan bertarung dalam kategori Oscars International Features Film Awards.
Belum film tersebut tayang di bioskop, sejumlah elemen masyarakat hingga pemerintah daerah menentang dan menolak film yang dibintangi oleh Muhammad Khan itu.
Contohnya adalah Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, yang mengeluarkan surat edaran melayang penayangan .
Ia melarang karena khawatir film itu berdampak negatif pada masyarakat Kabupaten Kubu Raya khususnya.
Kemudian hal yang sama juga diikuti oleh Pemerintak Kota Depok, Jawa Barat; Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat; hingga Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat.
Bahkan buntutnya ada petisi menentang dan memboikot film tersebut untuk tayang di beberapa kota bermunculan di media sosial.
Petisi lewat laman Change.org tersebut berjudul "Gawat! Indonesia Sudah Mulai Memproduksi Film LGBT dengan Judul 'Kucumbu Tubuh Indahku".
Baca juga: Film Kucumbu Tubuh Indahku Tuai Kontroversi, Garin Nugroho Buka Suara
Sutradara Garin Nugroho kemudian buka suara terkait hal tersebut. Ia mengatakan, petisi menentang filmnya tersebut seperti penghakiman sepihak masyarakat tanpa ruang dialog.
"Gejala ini menunjukkan media sosial telah menjadi medium penghakiman massal tanpa proses keadilan, melahirkan anarkisme. Bagi saya, anarkisme masa tanpa proses dialog ini akan mematikan daya pikir terbuka serta kualitas warga bangsa," demikian pernyataan tertulis Garin lewat akun Instagram-nya, @garin_fim, yang dikutip Kompas.com, Kamis (25/4/2019).
Garin menambahkan, petisi tersebut seolah-olah menurunkan daya kerja dan mengancam kebebasan untuk hidup bersama tanpa adanya diskriminasi dan kekerasan.
Garin mengaku amat prihatin, dengan menjamurnya penghakiman massal sepihak tanpa adanya proses keadilan.
Produser Ifa juga mengunggah pernyataan Garin lewat akun media sosialnya. Ifa menjelaskan maksud dari pembuatan film tersebut.
"Seberapa banyak sinema yang dibuat untuk membela suara-suara yang yang tidak terdengar? Seberapa banyak ruang yang diberikan untuk sinema yang menyuarakan orang-orang yang terpinggirkan?" tulis Ifa pada akun Instagram-nya.
Baca juga: Garin Nugroho: Keputusan Berani Pilih Kucumbu Tubuh Indahku Wakili Indonesia di Oscar 2020