Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Maia Estianty Berjuang Bangkit Setelah Cerai dengan Ahmad Dhani

Kompas.com - 25/09/2019, 18:01 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Artis Maia Estianty sempat mengalami masa-masa sulit setelah bercerai dengan musisi Ahmad Dhani sekitar 10 tahun lalu.

Hak asuh anak jatuh ke tangan Dhani.

Selama bertahun-tahun pula Maia harus berjauhan dengan ketiga anaknya, Ahmad Al Ghazali, Ahmad El Jallaludin Rumi, dan Abdul Qodir Jaelani.

Pada awalnya, Maia mengaku sempat frustasi dengan nasibnya saat itu. Sudah bercerai, pun jauh dari anak-anak.

Baca juga: Kata Maia Estianty, Irwan Mussry Tak Berniat Gantikan Posisi Ahmad Dhani

“Dulu pertama kali kejadian masa lalu aku bukan lagi, gimana, maaf ya, benar-benar marah sama Tuhan. Marah banget. Why me, God? Ya Allah why me? Terus dijawab, why not?” kata Maia dalam program Alviin & Friends, Senin (23/9/2019).

Diakui Maia sulit menyembuhkan trauma yang ia alami atas kejadian itu. Bahkan, ia sampai harus ke psikiater karena tidak bisa menangis.

“Karena mungkin terlalu menyakitkan, tidak bisa diungkapkan lagi. Kalau kejadian enggak enak cuma bisa mual-mual saja, tapi enggak bisa nangis,” lanjut dia.

Baca juga: Tak Disangka, Ternyata Hal Ini yang Bikin Maia Estianty Kepincut Irwan Mussry

Namun, Maia cepat tersadar bahwa apa yang menimpanya merupakan takdir yang harus ia jalani.

Enam bulan setelah bercerai, Maia pun pergi umrah.

Maia Estianty terus memperkuat iman dengan lebih banyak beribadah dan mendekatkan diri pada Tuhan.

Akhirnya, meski butuh waktu tak sebentar, Maia bisa ikhlas dan bisa menjalani kehidupan setelahnya seperti biasa.

“Pasrahin sama Allah. Tahu bahwa hidup ini ada yang ngatur. Mau naik, turun, berarti Tuhan yang mau,” kata Maia.

Baca juga: Cerai dari Ahmad Dhani, Maia Estianty ke Psikiater karena Tak Bisa Menangis

Perempuan kelahiran Surabaya, 27 Januari 1976 itu menyebut, setelah hidup sendiri, ia bergantung sepenuhnya pada Sang Pencipta.

Ikhlas dan sabar jadi obat Maia untuk memulihkan kondisinya yang sempat terpuruk. Bukan dengan termehek-mehek menangisi nasib buruknya.

“Aku menjalaninya bukannya nangis bombay, tapi ‘Tuhan, kalau engkau mau, aku akan jalani. Tolong kuatkan aku’,” kata Maia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com