Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Rieke Diah Pitaloka Jadi Anggota DPR RI, Tak seperti Oneng di Bajaj Bajuri

Kompas.com - 01/10/2019, 14:16 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Oneng", itulah nama lain yang melekat pada sosok pesinetron dan penulis buku Rieke Diah Pitaloka. Nama itu tersemat padanya karena sempat membintangi serial sitkom Bajaj Bajuri.

Saat itu Rieke memerankan tokoh Oneng, seorang ibu rumah tangga yang sangat lugu dan dan berpendidikan rendah.

Ia digambarkan sebagai seorang wanita yang berpikiran lambat, selalu mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga, atau bukan sebagai wanita karier. 

Baca juga: Daftar 14 Artis yang Dilantik Jadi Anggota DPR Hari Ini, Mulan Jameela hingga Krisdayanti

Namun peran Rieke di sitkom Bajaj Bajuri tersebut sangat bertolak belakang dari kehidupan sebenarnya.

Rike merupakan wanita dengan pendidikan tinggi. Ia merupakan Sarjana di Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia (UI). Tak hanya itu, Rieke juga bergelar Sarjana Filsafat di STF Driyakara, Jakarta.

Lulus dari pendidikan S1, Rieke melanjutkan pendidikan di jurusan Filsafat UI.

Bahkan tesisnya yang berjudul Banalitas Kejahatan: Aku yang tak Mengenal Diriku, Telaah Hannah Arendt Perihal Kekerasan Negara dijadikan buku dengan judul Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat diterbitkan oleh Galang Press.

Tak hanya di bidang akademis, Rieke juga menunjukkan eksistensinya di isu-isu sosial dan politik. Alhasil ia juga dikenal sebagai seorang aktivis yang vokal menyuarakan beragam keresahan masyarakat.

Baca juga: Rieke Diah Pitaloka: Relawan Jangan Oon, Biar Oneng Saja yang Oon

Jadi anggota DPR RI 3 Periode

Rieke kini dikenal aktif dalam dunia politik. Ia bahkan sempat menduduki jabatan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar. Namun tak lama kemudian Rieke memilih mundur.

Setelah itu, Rieke memutuskan untuk bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pimpinan Megawati Soekarnoputri.

Diusung PDI-P, Rieke mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009. Rieke pun terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat II.

Di DPR, Rieke menjadi salah satu anggota dari Komisi IX yang berkonsentrasi pada bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kemudian pada tahun 2013 Rieke juga sempat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat bersama Teten Masduki. Namun saat itu perolehan suara Rieke dan Teten tak cukup untuk membuat mereka menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.

Baca juga: 20 Artis Berebut Kursi DPR di Jabar, Rieke Diah Pitaloka Ungguli Desy Ratnasari dan Angel Karamoy

Pada pemilu legislatif 2014, untuk kedua kalinya Rieke maju sebagai calon legislatif DPR dapil Jawa Barat VII. Ia pun kembali lolos ke Senayan dan menjadi anggota DPR periode 2014-2019 dengan perolehan suara 255.044 suara.

Dan hari ini, Selasa (1/10/2019) Rieke kembali dilantik menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024. Untuk ketiga kalinya, Rieke kembali dipercaya masyarakat Indonesia untuk menjadi penyalur aspirasi rakyat dan pengawas kebijakan-kebijakan eksekutif.

Vokal suarakan hak buruh 

Selama menjabat sebagai anggota dewan, nama Rieke cukup sering didengar. Hal ini karena sikap vokal Rieke dalam menanggapi berbagai persoalan sosial.

Ia merupakan salah satu anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Rieke Dyah Pitaloka juga mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama "Yayasan Pitaloka" yang bergerak di bidang sastra dan sosial kemasyarakatan.

Baca juga: Jadi Anggota DPR Ketiga Kalinya, Rieke Diah Pitaloka Minta Maaf dan Terima Kasih

Tak hanya itu, meski sudah menjadi dewan kehormatan, Rieke masih kerap turun ke lapangan untuk mendampingi masyarakat yang tengah menyampaikan aspirasinya melalui aksi unjuk rasa. 

Pada tahun 2018, bahkan Rieke turut serta dalam aksi May Day yang digelar di sekitar Monas.

Saat itu Rieke hadir memimpin massa sebagai Ketua Umum Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia (KRPI) dalam peringatan Hari Buruh Internasional itu.

Rieke menegaskan, dalam aksinya memperjuangkan nasib buruh, KRPI berjuang dengan damai tanpa harus ada caci maki terhadap pihak manapun. 

Rieke mengatakan, dalam aksi ini, KRPI meminta agar pemerintah memperhatikan nasib para pekerja. Harus ada Tri Layak yang didapat para buruh, yakni Kerja Layak, Upah Layak dan Hidup Layak. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau