JAKARTA, KOMPAS.com - Festival musik multigenre Synchronize Fest kembali digelar pada 4-6 Oktober 2019 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kali ini, Synchronize Fest tampil begitu berbeda dari sebelumnya. Festival musik yang dikenal selalu menyajikan kejutan dengan berbagai line up lintas genre ini semakin dewasa di tahun ke-4 pergelaran.
Kedewasaan itu dapat dilihat dari tema yang diusung, yakni "Memanusiakan Alam Mengalamikan Manusia".
Tema itu dipilih lantaran Synchronize Fest 2019 mengusung konsep green movement alias ramah lingkungan.
Baca juga: Cerita di Balik Adanya Multigenre Musik di Synchronize Fest 2019
Menurut Kiki Aulia atau Ucup selaku Program Director Synchronize Fest, konsep ini diusung bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan oleh Synchronize Fest.
"Tujuan awal kita itu mau meminimalisir hasil sampah dari Synchronize itu. Makanya kita up recycle project, tidak ada menggunakan mineral bottle plastik," ucap Kiki kepada Kompas.com di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2019).
Tanpa Genset
Selain itu, Kiki mengatakan bila untuk mengurangi penyebab global warming atau pemanasan global, Synchronize Fest akan konsisten menggunakan daya listrik bukan dari genset atau mesin diesel.
Apalagi, lanjut Kiki, ada instansi negara yang bisa merealisasikan hal tersebut.
Baca juga: Synchronize Fest 2019, Menyaksikan Didi Kempot dan Deretan Penampil Unik Lainnya
"Dan kalau genset itu karena kita melihat ada suatu instansi negara yang bisa men-support, sebuah festival musik yang bisa kita kolaborasikan dan gayung bersambut dari PLN," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.