Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Artis-artis Indonesia Terpikat Motor Gede

Kompas.com - 21/10/2019, 11:04 WIB
Andika Aditia,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah selebritas Indonesia dikenal sebagai pehobi motor gede (moge). Mereka bahkan tidak hanya mengendarai tetapi juga mengoleksi motor berkubikasi besar itu.

Salah satunya adalah artis peran dan presenter Eddi Brokoli. Ia menyukai kuda besi sejak masih berseragam abu-abu. Namun ia tidak memulainya dari moge, melainkan Vespa milik pamannya.

“Antara tahun 1992-1993, sudah pakai Vespa PX tahun 1982, warnanya biru, enggak ada yang mau waktu itu, jadi parkirnya bareng guru. Kakak saya waktu itu yang nularin, ikut SOG (Scooter Owner Grup) di Bandung,” tutur Eddi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Asiikk gajian...ke minimarket dulu ah beli kondisioner. . . #gajian #kawasaki #klx230 #thisiskawasaki #kawasakiindonesia #kawasakijabar #rubyhelmet

A post shared by Eddi Brokoli (@eddibrokoli) on Sep 30, 2019 at 4:52pm PDT

“Terus habis itu mulai suka motor klasik, akhirnya punya motor klasik itu BSA,” kenang Eddi

Merasa menunggangi kuda besi hal yang mengasyikkan, Eddie Brokoli mulai merambah ke motor yang lebih besar lagi alias moge, baik keluaran terbaru maupun klasik.

“Kurun waktu 10 tahun terakhir (merambah ke motor besar), punya Jawa 250 waktu itu, akhirnya ada BMW, BSA, BMW R25 hitam. Kalau Kawasaki Versys 350 itu kontrak dari Kawasaki,” aku Eddi.

Seperti Eddi Brokoli, Tarra Budiman juga mulai kesengsem motor sejak kecil.

Tarra Budiman saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA Tarra Budiman saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).
“Gue sudah dari kecil sih Bro suka moge, mulai naik moge itu pas SMA. Pertama kali pakai moge Harley Davidson model soft tail, waktu itu punya Om gue. Motor pertama gue sendiri itu Harley juga, Dyna,” ucap Tarra.

Lain lagi dengan artis peran Dimas Anggara. Ia mulai tertarik pada moge sejak 1995 dan menjaga kesukaannya itu sampai hari ini.

“Seru sih kayak main kalau bawa motor. Terus, kalau naik motor ada quality time sama diri sendiri juga. Seru saja. Kalau di rumah enggak bisa kan ngapa-ngapain, kalau naik motor kan bisa,” ucapnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Ketika roda dua membangkitkan gairah masa mudaku, membawa jiwa dan ragaku! Roda dua sampai tua. . . #shiningbrightco

A post shared by Tarrabudiman (@tarrabudiman) on Aug 29, 2019 at 3:35am PDT

Sementara itu, seniman dan artis peran Budi Dalton mengaku gemar menunggangi kuda besi karena hobi itu bisa menjadi gerbang untuk bertemu orang-orang baru dalam hidupnya.

“Mulai suka motor tahun 1987, pakai Triumph waktu itu, sebelum itu pakai motor-motor pabrikan Jepang, setahun berikutnya saya punya Harley Davidson tahun keluaran 1988,” ucap Budi.

Mantan El-Presidente Bikers Brotherhood Motorcycles Club yang juga dosen di Universitas Pasundan ini juga mengaku mendapat banyak wawasan dengan menjadi penghobi moge.

“Banyak (alasan hobi motor), kalau hobi motoran jadi banyak teman, kita sering touring ke daerah-daerah, jadi banyak saudara, banyak wawasan juga,” sambungnya.

Bagi artis-artis tersebut, hobi motor gede bukan soal gengsi atau materi. Ada yang lebih dari itu, kata mereka.

Tarra Budiman, misalnya, mengaku menggeluti hobi motor untuk belajar menghargai setiap perjalanan yang dilalui, bukan soal kecepatan laju kuda besi atau alasan lain.

“Naik moge itu punya kepuasan tersendiri. Enjoy the ride, enggak perlu kencang-kencang. Yang penting, menikmati perjalanan,” kata Tarra.

Budi Dalton di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (19/9/2018).KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA Budi Dalton di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (19/9/2018).
Meski begitu, Tarra menganggap motor merupakan medium yang bisa memaksimalkan sisi maskulinnya sebagai seorang pria.

“Buat gue moge itu toys boys, moge ya toys, mainan cowok banget,” ujar Tarra.

Lain lagi dengan Budi Dalton. Menurut dia, banyak alasan untuk punya hobi otomotif.

"Kami sering touring ke daerah-daerah. Jadi banyak saudara, banyak wawasan juga,” tegas Budi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jakarta here I come.... 31st Bikers Brotherhood 1% mc Indonesia..... Hatur Nuhun kang @arifjust @eigeradventure . We love riding and always ready for racing! Dont miss it to join in our joyland Fun Race with @utahlalay.id Let's race and smile at Evolution - Still Kickin and Rock N Roll 31st Anniversary of Bikers Brotherhood 1% MC Indonesia 21-22 September 2019 Ex Bandara Kemayoran Supported by @Suryanation_motorland @fwd_id @dgobershostel @cnautofinance @le_mineraleid @promanenergenesis #Evolution #31stAnniversaryBB1percentMC #21-22September2019 #Kemayoran #ExBandarakemayoran #Jakarta #BB1percentMCwestjavachapter #BB1percentMCcentraljavachapter #BB1percentMCeastjavachapter #BB1percentMCbalichapter #BB1percentMClombokchapter #BB1percentMCjakartachapter #BB1percentMCborneochapter #BB1percentMCsumaterachapter #NKRIHargaMati #EventJakarta #Onepercenter #CustomCulture #motorcycles #31thBB1percentMCIndonesia

A post shared by Budi Dalton Official (@artgram) on Sep 20, 2019 at 12:51am PDT

Perjalanan ke daerah itu kental terasa punya makna dalam bagi Budi.

“Ya itu, kita jadi banyak kenalan. Kita kan ada istilah 'saudara satu aspal'. Walaupun enggak kenal, kita tetap bantu kalau ada (pemotor mendapat) kendala di jalan,” ucapnya.

Kehadiran media sosial yang dapat dengan cepat menyebarkan rencana touring menguatkan lagi suasana persaudaraan satu aspal itu.

Dimas Anggara saat ditemui di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, 30 September 2018KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA Dimas Anggara saat ditemui di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, 30 September 2018
“Pas sharing saya mau touring ke sini, wah, itu banyak yang langsung respons mau sambut. Jadi paling penting saya jadi banyak saudara,” tutur Budi.

Lebih dari itu, Budi Dalton mengatakan ada banyak pelajaran dari petualangannya bersama motor. Tangguh dan mandiri ada dalam daftar pelajaran itu.

“Kalau di jalan, sebagai petualang, kita tidak pernah bergantung hidup di mana. Jadi kadang tidur di jalan, di pom bensin. Di masjid, sering, paling enak, hangat,” ucapnya.

Beda pula alasan Dimas Anggara. Dia menganggap motor gede yang ia miliki sudah seperti anaknya sendiri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Troupe . ???? @anggaprdna

A post shared by Dimas Anggara (@dimsanggara) on Jul 29, 2018 at 4:24am PDT

Bagi Dimas, motor sudah begitu lekat sampai membuat dia rela mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk merawatnya.

Sedikit berbeda, presenter Gilang Dirga menganggap kuda besi yang ia miliki merupakan bentuk nyata dari hasil kerja kerasnya selama ini.

“Kalau gua sih anggapnya (moge ini) hasil keringat saja atas apa yang telah gua lakukan,” ucap Gilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com