Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikan Wejangan, Baskara Putra: Ngeband Kayak Pacaran

Kompas.com - 11/11/2019, 19:55 WIB
Sarah Sekar Larasati,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melihat banyaknya festival musik yang di gelar khususnya di daerah JABODETABEK, membawa daftar nama baru penampil dalam negeri.

Dengan beberapa karya yang berani, para pendatang baru ini sukses memenuhi ruang dengar masyarakat.

Salah satunya adalah .Feast yang sudah berdiri sejak 2012.

Dibangun bersama ketika Kuliah, band yang terbentuk di Jakarta ini telah melahirkan dua buah album, Multiverses dan Beberapa Orang Memaafkan.

Ditemui di kawasan Cikatomas, Kebayoran Baru, vokalis dari grup band .Feast, Baskara Putra, berbicara mengenai nge-band dari kacamata dan perjalanannya.

Baca juga: Antisipasi Bahaya di Konser, Kunto Aji dan .Feast Siapkan Alarm S.O.S

Nge-band kayak pacaran dan soal kegigihan

Membuka pembicaraan, Baskara mengibaratkan memiliki sebuah band selayaknya pacaran.

"Buat gue pribadi nge-band tuh kayak pacaran. Loe pacaran sama satu orang aja susah kan? Loe pacaran tuh sama lima enam sepuluh orang," kata Baskara, Selasa (29/10/2019).

Oleh karenanya, Baskara menekankan untuk menghargai setiap orang yang terlibat merupakan poin penting. Termasuk, tim produksi.

"Enggak cuma membernya saja, loe akan nge-treat crew, tim produksi, engineer, manager, dan road manager. Itu semua posisinya sama nggak ada yang lebih tinggi," tutur Baskara.

Kemudian, selayaknya pacaran, maka dibutuhkan rasa hormat, saling memahami dan mengerti satu sama lain di dalam sebuah band.

"Ada masanya loe akan capek ngomong ke beberapa orang, ada masanya loe akan kecewa, cuma loe enggak boleh nyerah. Dan buat gue pribadi, gue juga ngeliat dari jaman gue SMA, ada satu dua orang cabut, Satu dua orang cabut itu enggak akan bisa bikin band itu gede," kata Baskara.

Baca juga: Tarian Penghancur Raya, Suara .Feast Tentang Alam dan Budaya

Wejangan dari Baskara untuk yang baru mau memulai

Maka dari itu, nge-band, bagi Baskara tak sekadar bermain musik. Tetapi, berbicara mengenai membangun hubungan.

Kepada yang baru akan memulai, Baskara pun membagikan pengalaman sekaligus masukan.

"Harus tahan-tahan, kalau mungkin(ngeband) enggak segampang itu jalanya kayak jaman dulu, karena sekarang saingan lu banyak. Yang kedua bikin lagu sekarang gampang, software-nya sudah sangat menunjang. Ketiga udah bukan ranahnya band, sekarang soloist," jawab Baskara ketika ditanyai saran untuk yang baru memulai.

Selain itu, membuat sebuah band harus siap berbagi dengan seluruh orang yang terlibat. Mulai dari soal keputusan hingga keuangan.

Walaupun begitu Baskara tetap memberi semangat karena zaman yang memang berbeda dan harus sabar berproses.

Baca juga: .Feast Menolak Senyap di Synchronize Fest 2019

"Percaya sama gue di saat loe bisa sukses, berhasil di sebuah band. Itu jauh tahan lebih lama daripada loe jadi soloist. Karena ada semangat yang dijual, semangat yang diperjuangin" tutur Baskara yang juga memiliki projek solo, yaitu Hindia.

Harus siap dengan yang suka dan tidak suka

Baskara yang juga dipanggil Arbok ini juga membagikan pengalamannya bahwa terlalu memikirkan apa yang orang katakan terhadap dirinya dan .Feast, tidak berdampak baik.

"Kalau bisa ngulang waktu, gue enggak akan terlalu musingin apa kata orang. Ada masanya gue lumayan kayak.. apa namanya? under the wind banget gara-gara apa yang orang bilang terhadap gue pribadi atau band gue," kata Baskara.

Semakin ke sini, Baskara sadar bahwa orang yang menyukai akan berbanding lurus dengan orang yang tidak menyukai karyanya.

Baca juga: Tarian Penghancur Raya, dari .Feast Tentang Tari Gandrung...

Kepada Kompas.com, Baskara mengungkapkan alasannya bisa bertahan sampai sekarang karena karyanya berguna untuk orang lain.

"Diajak ngobrol sama teman, dan dikasih tahu kalau musik loe selamatin nyawa orang? Penghargaan ini lebih tinggi dibandingkan masuk di festival manapun sebesar apapun. Dan itu yang bikin gue bertahan sampai sekarang," tutur Baskara.

 

Bermusik bukan persoalan berkompetisi

Selanjutnya, dalam pandangannya, bermusik bukan kompetisi. Meskipun, single Peradaban milik .Feast cukup diterima dipasaran.

Lagu yang diambil dari album kedua .Feast ini sudah diputar lebih dari 7 juta kali di layanan musik digital, Spotify. Bahkan, digaungkan ketika aksi demo mahasiswa di DPR, pada 23 September lalu.

"Buat gue tuh .Feast biasa saja. Gue enggak pernah tersinggung kalau ada yangg bilang '.Feast lagunya biasa saja, banyak yang lebih bagus dari .Feast'. Ya memang, karena menurut gue bermusik itu bukan kompetisi," jelas Baskara.

Tidak ada intensi khusus untuk berkompetisi atau bersaing, karena dirinya memang menyukai saat membuat lagu ataupun berkarya.

Baca juga: Hindia Bikin Petisi Spotify-kan Jejeboy untuk Jason Ranti

"Kalau memang loe masuk ke dunia musik dan ingin berkompetisi, loe enggak akan sukses pada akhirnya. Bukan enggak bakal sukses sih, loe enggak bakal tenang seumur hidup karena selalu ada yang mau dikalahin," katanya.

"Ingin menjadi lebih baik enggak salah. Kalau ingin jadi lebih baik dari orang lain menurut gue itu sudah jadi enggak ikhlas saja," imbuh Baskara.

Band dan semua yang terlibat

Saat ditanya mengenai tim dan segala urusan internal di .Feast, Baskara mengaku bahwa mereka semua bisa digantikan bahkan dirinya.

Baskara menegaskan semua posisi bisa digantikan oleh siapapun tapi perihal kedekatan dan keakraban tidak ada yang bisa menggantikan hal itu.

Contohnya, peran fotografer .Feast yang diwakilkan oleh Melina Anggraini.

Baskara dan Anggra sendiri sadar bahwa semua orang bisa mengambil foto dengan hasil yang bagus.

Baca juga: Hindia Targetkan 10.000 Orang Tanda Tangani Petisi Spotify Jason Ranti

Namun, dengan menjadinya fotografer .Feast dirinya bisa memiliki foto-foto tertentu yang orang lain tidak bisa dapatkan.

“Enggak semuanya bisa dapetin gambar-gambar yang intim ya, kayak misalnya di backstage atau misalnya Baskara lagi telponan, gitu-gitu kan dia enggak mungkin nunjukin itu di atas panggung kan,” ujar Anggra.

"Buat gue bukan perihal posisi apa yang paling penting, tapi lebih ke yang loe punya, loe jaga mati-matian sampai bisa berkembang sama loe,” tutup Baskara.

Baca juga: Tarian Penghancur Raya, Suara .Feast Tentang Alam dan Budaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com