JAKARTA, KOMPAS.com - Nama sutradara Wregas Bhanuteja kembali menjadi perbincangan setelah filmnya Penyalin Cahaya menyabet 17 nominasi di Festival Film Indonesia 2021.
Sebagai informasi, Penyalin Cahaya merupakan debut penyutradaraan film panjang bagi Wregas.
Nama Wregas Bhanuteja sendiri sebenarnya sudah tak asing dengan prestasinya di dunia film.
Baca juga: Raup 17 Nominasi Piala Citra, Fakta Film Penyalin Cahaya Karya Wregas Bhanuteja
Pria kelahiran 20 Oktober 1992 ini menjadi sutradara Indonesia pertama yang memenangkan penghargaan Cannes Film Festival.
Film pendeknya yang berjudul Prenjak memenangkan penghargaan Leica Cine Discovery Prize pada 2016.
Jauh sebelum Prenjak menang di Cannes, Wregas sudah menghasilkan beberapa film pendek lain.
Film pertama yang dibuatnya adalah Senyawa yang dirilis pada 2012 dengan menggunakan film seluloid 16 mm.
Namanya semakin dikenal setelah Lemantun, tugas akhirnya di Institut Kesenian Jakarta, meraih beberapa penghargaan sebagai film pendek terbaik.
Film yang bercerita tentang lemari warisan ini menyuguhkan kesederhanaan dan kehangatan dengan balutan drama keluarga.
Baca juga: Sinopsis Penyalin Cahaya, Film Panjang Pertama Wregas Bhanuteja
Setelah Lemantun, Wregas Bhanuteja kemudian merilis film Lembusura yang masuk seleksi di Berlin International Film Festival 2015.
Pada festival itu, Wregas yang masih berusia 22 tahun dinobatkan sebagai sutradara termuda yang ikut berkompetisi.
Tak ingin berhenti berkarya, Wregas Bhanuteja kemudian merilis The Floating Chopin pada tahun 2015 yang merupakan interpretasi dari lagu Chopi Larung oleh band Guruh Gipsy (Guruh Soekarnoputra).
Baca juga: Serba-serbi Menarik Film Terbaru Wregas Bhanuteja, Penyalin Cahaya
Pada 2019 Wregas untuk pertama kalinya ikut berkompetisi di ajang Busan International Film Festival.
Ia masuk bersama film pendek barunya yang bertajuk Tak Ada Yang Gila di Kota Ini.
Film tersebut terpilih untuk mengikuti kompetisi Wide Angle: Asian Short Film Competition. Film ini merupakan adaptasi dari cerita pendek berjudul sama karya Eka Kurniawan.
Baca juga: Cara Unik Kepemimpinan Wregas Bhanuteja di Kursi Sutradara Film Penyalin Cahaya
Tak Ada Yang Gila di Kota Ini menceritakan kisah Marwan (Oka Antara) yang diperintahkan untuk mengasingkan orang-orang dengan gangguan kejiwaan ke hutan.
Deretan prestasi tersebut membuat Penyalin Cahaya menjadi salah satu film yang paling dinantikan perilisannya di Indonesia.
Selain karena berhasil masuk di Busan International Film Festival, film ini juga mendominasi FFI dengan 17 nominasi, termasuk kategori Sutradara Terbaik dan Penulis Naskah Asli Terbaik untuk Wregas.
Baca juga: Terima Piala Citra, Wregas Bhanuteja Sebut Nama Hannah Al Rassyid
Pada Rabu (10/11/2021), Wregas dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik dan menyabet Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2021.
Filmnya, Penyalin Cahaya, juga menang Film Cerita Panjang Terbaik.
Bahkan, memborong 12 Piala Citra, termasuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.