BANDUNG, KOMPAS.com - "Hidup ku hari ini berjalan pelan saja / Dalam segala doa, doa keselamatan / Hidupku hari ini kujalani pelan-pelan / Dalam segala rupa permohonan."
Petikan lagu berjudul "Lagu Hari Ini" dinyanyikan musisi asal Yogyakarta, Bagus Dwi Danto dalam DCDC Pengadilan Musik di Bandung, Jumat (26/11/2021) malam.
Lagu yang dibawakan dengan petikan gitarnya tersebut terasa menyentuh hati. Diiringi dengan liriknya yang begitu dalam.
Lirik lagu ini dibuat di awal pandemi. Menceritakan perjuangan melewati masa kelam kala dunia dicengkram pandemi.
Secara tidak langsung, pandemi membuat hidup melambat. Orang-orang kembali ke ruang private masing-masing. Mereka pun punya kegelisahan, kemarahan.
"Ternyata serentan ini manusia di belakang egonya yang kadang merasa paling super," tutur Bagus yang dulu dikenal sebagai Sisir Tanah.
Lagu tersebut ada dalam album terbarunya, Kudu. Album tersebut direkam pada pertengahan Februari 2021 di Bali dan dikerjakan secara gotong royong melibatkan beberapa musisi.
Tidak ada satu orang pun yang siap menghadapi pandemi yang datang secara tiba-tiba pada awal tahun 2020, maka gotong royong adalah semangat hidup yang harus tetap tumbuh dan diharapkan mampu membangkitkan harapan teman-teman musisi untuk terus berkarya.
"Saya menyebutnya album gotong royong karena banyak bantuan. seperti dari musisi lain, ada yang pinjemin tempat, artwork, cost produksi dengan sistem rekam bergerak juga bisa menekan budget," ucap dia.
Album Kudu ini disajikan dengan konsep kaya unsur nuansa alam, seperti bunyi-bunyi di pesawahan dan pantai. Kudu dalam bahasa Indonesia berarti harus, kuntum bunga, atau cat warna merah.
Dwi Danto adalah aktor intelektual di balik nama Sisir Tanah. Ia dikenal sebagai musisi yang aktif terjun dalam berbagai kegiatan aktivisme sosial dan gerakan akar rumput.
Keterlibatan Bagus secara personal dalam banyak ruang penderitaan warga yang menjadi korban atas perampasan hak-hak sipil, penggusuran, hingga praktik ketidakadilan berbekas dan meninggalkan jejak sejarah perlawanan dalam setiap karyanya.
Kesunyian nyanyiannya mengantar pendengar pada pengalaman otentik menyoal kegelisahan, kekecewaan, kemarahan, dan kebencian pada kehidupan dunia nyata yang sedang tidak baik-baik saja.
Setelah sukses dengan Sisir Tanah yang berjalan satu dekade, Bagus tiba-tiba memutuskan untuk menjadi solois dengan album Kudu.
Berkat album barunya ini, Bagus Dwi Danto terseret untuk diadili di DCDC Pengadilan Musik. Ia diadili dua jaksa yakni Budi Dalton dan Pidi Baiq.
Sidang sendiri dipimpin Man Jasad dan diatur oleh panitera Eddi Brokoli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.