Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Attack on Titan Live-Action Gagal?

Kompas.com - 29/08/2022, 12:42 WIB
Ady Prawira Riandi,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serial manga Attack on Titan sempat diadaptasi menjadi film live-action oleh Toho Pictures pada 2015.

Namun, film tersebut dianggap gagal karena tidak sepenuhnya memuaskan ekspektasi para pembaca manganya.

Attack on Titan atau Shingeki no Kyojin justru lebih memuaskan dalam versi animenya.

Lantas, kenapa Attack on Titan live-action dianggap gagal?

1. Isu ras

Salah satu faktor utama yang membuat Attack on Titan live-action dianggap gagal adalah karena pemilihan pemainnya.

Banyak penggemar yang merasa tidak puas karena para pemain yang dipilih mayoritas adalah aktor Jepang.

Baca juga: Urutan Titan Terkuat di Attack on Titan

Padahal, dalam ceritanya sendiri para karakter di dalam cerita rata-rata merupakan ras kaukasia.

Satu-satunya ras Asia yang ada di manga atau anime Attack on Titan hanya Mikasa Ackerman.

2. Chemistry buruk

Toho Pictures memadukan Haruma Miura, Kiko Mizuhara, dan Kanata Hongo sebagai tiga pemeran utama untuk menghidupkan karakter Eren, Mikasa, dan Armin.

Namun, chemistry ketiganya di dalam film versi live-action dianggap kurang.

Berbeda dari cerita di manga atau animenya, versi live-action tak menggambarkan bagaimana kedekatan ketiganya yang memang tumbuh bersama sejak kecil.

Baca juga: Siapa Titan Terkuat di Attack on Titan?

3. Hilangnya Levi Ackerman

Salah satu tokoh favorit penggemar dalam manga ataupun anime Attack on Titan tentu saja adalah Levi Ackerman.

Meski tubuhnya kecil, Levi adalah manusia yang cekatan dan dibekali kemampuan andal dalam membunuh para Titan.

Kesalahan terbesar dari Toho adalah mengganti karakter Levi Ackerman dengan Shikishima.

Namanya tak pernah ada di dalam cerita manga atau anime sehingga kehadirannya menggantikan Levi tak pernah memuaskan penggemar.

Baca juga: Latar Attack on Titan Ternyata Terinspirasi dari Tempat Ini di Dunia Nyata

4. Plot cerita

Para penggemar sebenarnya tak begitu memusingkan hasil dari efek visual yang ditampilkan dalam film ini.

Masalah terbesar yang dikomentari justru plot ceritanya yang kurang kuat.

Toho tentunya kesulitan untuk merangkum cerita dan mengambil konflik yang pas untuk disajikan dalam durasi film.

Namun, mereka terlihat sangat kebingungan dalam menentukan ke mana arah film akan dibawa.

Empat poin tersebut membuat Attack on Titan live-action tenggelam dan pernah dianggap sebagai film adaptasi yang baik.

Baca juga: Pertumpahan Darah di Musim Terakhir Attack On Titan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau