Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2022, 01:34 WIB
Ady Prawira Riandi,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu lagu daerah yang paling terkenal dari suku Betawi adalah "Ondel-Ondel".

Lagu ini ternyata diciptakan Djoko Subagyo pada tahun 1970.

Lagu "Ondel-Ondel" sendiri mulai populer ketika dinyanyikan seniman Betawi Benyamin Sueb.

Sejak dibawakan di ulang tahun Jakarta, "Ondel-Ondel" menjadi populer di masyarakat Indonesia.

Asal-usul Ondel-Ondel

Pada zaman dahulu ondel-ondel ternyata sering digunakan sebagai bagian dari iring-iringan acara kerajaan.

Baca juga: Hanung Bramantyo Kenalkan Anak pada Gatotkaca, Arjuna, hingga Ondel-ondel

Ondel-ondel adalah sebuah boneka besar yang terbuat dari rotan atau kayu yang dianyam.

Ondel-ondel dilengkapi dengan wajah berupa topeng yang membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Ondel-ondel laki-laki biasanya memiliki warna wajah merah, sementara ondel-ondel perempuan wajahnya dicat putih.

Seseorang akan masuk dan mengoperasikan ondel-ondel dari dalam dengan menari-nari.

Awalnya ondel-ondel biasa disaksikan di acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan, atau pertunjukan seni budaya di Jakarta.

Baca juga: Sule Kedatangan Ondel-ondel, Hadiah dari Raffi Ahmad?

Namun seiring bergesernya budaya, ondel-ondel kini mulai turun ke jalanan dan dijadikan lahan mencari nafkah.

Makna Lagu Ondel-Ondel

"Ondel-Ondel" bercerita tentang maskot khas dari DKI Jakarta yang berupa boneka besar dan biasa diarak di acara-acara besar masyarakat Betawi.

Dengan nada ceria, "Ondel-Ondel" mengajak para pendengarnya untuk ikut ramai-ramai mengarak ondel-ondel.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau