JAKARTA, KOMPAS.com - Tarling adalah salah satu bentuk kesenian yang berkembang di wilayah pesisir pantai utara (Pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Cirebon dan Indramayu.
Nama tarling sendiri diambil dari dua instrumen inti jenis musik ini, yakni gitar dan suling (seruling).
Tarling juga memiliki kepanjangan secara filosofi yang berarti "sing nelantar kudu eling" atau artinya "yang merantau harus ingat."
Musik ini seolah ingin mengingatkan kepada para perantau dari pesisir pantai utara untuk tetap ingat kampung halamannya dan berada di jalur kebaikan.
Tarling muncul di sekitar wilayah perbatasan Cirebon dan Indramayu pada sekitar tahun 1920.
Saat itu secara administratif wilayah tersebut berada di bawah Karesidenan Cirebon.
Pada masa itu tarling digunakan sebagai media hiburan bagi rakyat untuk mengisi kejenuhan karena penjajahan.
Musik tarling mulai digandrungi masyarakat Cirebon dan Indramayu pada tahun 1935.
Pada 1986, tarling mulai dilengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang fungsinya sebagai perkusi.
Namun nama tarling sendiri pada saat itu masih belum digunakan sebagai jenis aliran musik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.