Dia mengetahui hal itu awalnya karena merasakan sakit pada bagian perut atau kram usai berenang.
Awalnya, dia sempat mengira bahwa itu merupakan kram perut biasa karena tak biasa berenang. Tak hanya kram perut, namun ia juga demam dan menggigil saat itu.
Karena demamnya tak kunjung hilang, dia menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan hal tersebut.
Shella mengatakan pada dokter bahwa ada benjolan di atas kemaluannya. Ia khawatir hal itu berpengaruh pada sakit yang dirasakan.
Shella juga mengaku ia telat datang bulan selama tiga bulan saat itu. Jauh sebelum itu, Shella memang merasakan datang bulan yang tidak lancar.
Awalnya, ia mengira hal itu terjadi karena pengaruh obat TBC yang dikonsumsi, enam bulan sebelum kram perut yang dia rasakan.
Namun, ternyata ketika dokter menyarankannya konsultasi ke dokter obygn dan melakukan USG.
Hasilnya, ditemukan kista dengan ukuran 9 centimeter yang seharusnya ada tindakan operasi untuk pengangkatannya.
Sayangnya, Shella tidak bisa langsung dioperasi karena kala itu ia menggunakan BPJS. Sehingga harus mengurus administrasi dan antre dengan pasien lainnya.
Kista tersebut kemudian berkembang dari 9 centimeter di November 2021, lalu berkembang lagi 15 centimeter di Desember 2021 di Desember dan menjadi 24 centimeter pada April 2022.
Kista tersebut membuat perut Shella membesar seperti tengah hamil.
Kista yang ada di tubuh Shella ternyata ganas alias sudah menjadi kanker karena perkembangannya yang sangat cepat.
Setelah itu, Shella menjalani perawatan hingga kemoterapi selama enam kali.
Shella mengatakan, lambat laun berat badannya turun. Dari awal 48 kilogram, lalu saat sakit turun ke 40 kilogram, setelah operasi pengangkatan kista turun lagi berat badannya menjadi 35 kilogram.
Shella mengatakan, sakitnya itu tak membuat ia putus semangat untuk sembuh.