Oleh Ninok Leksono
KOMPAS.com — Malam itu, Kamis (27/5/2010), sekitar pukul 20.30 WIB, acara tahlilan tujuh hari kepergian ibu negara ke-3 RI, Hasri Ainun Habibie, baru saja usai. Mantan Presiden BJ Habibie segera masuk ke kamar pribadinya di kediaman yang berada di kawasan Patra Kuningan, Jakarta.
Habibie yang ahli aeronotika itu masih berduka atas kepergian istrinda tercinta, yang telah menemaninya selama 48 tahun. Ia ikhlas melepas Ainun, tapi pastilah kini ternganga lubang besar di hatinya.
Dalam kesunyian kamarnya—meski di luar pentakziah masih tinggal, bahkan sebagian masih berdatangan, ingatan Habibie—lepas isya itu—mungkin terbang jauh tinggi di awan.
Bila ada melodi yang singgah di jiwanya, kiranya bukan Sepasang Mata Bola ciptaan Ismail Marzuki yang selama ini ia sukai. Dari lirik Stardust karya Carmichael boleh jadi lebih tepat.
”When our love was new, and each kiss an inspiration....” Ya, karena Ainun adalah ilhamnya meski mendiang tak tahu tentang ”Crack Theory” (Teori Penjalaran Retakan pada metal pesawat yang Habibie ciptakan).
”Though I dream in vain, in my heart it will remain, my Stardust melody, the memory of love refrains.” Ya, kenangan atas cinta tak kan pernah lekang di hati sekalipun mimpi pun tak kan kuasa mengembalikan Ainun.
Siapakah Ainun yang berbahagia menjadi wanita pujaan teknolog yang lalu pernah menjadi presiden ini? (Bernada mengolok, mantan Ketua Rektorium ITB Sudjana Sapiie malah pernah menyebut ”Wie is de ongelukkige?” (Dari bahasa Belanda, Siapa yang kurang beruntung tersebut?)—justru ketika Habibie dengan matanya yang berbinar-binar itu berseru ”Ich bin verliebt!—Saya jatuh cinta!; seperti dikenang Leila Z Rachmantio, dalam buku Testimoni untuk Habibie, yang disunting A Makmur Makka, 2009)
Bisa saja, Ainun tidak beruntung karena sebagai gadis remaja cantik yang banyak ditaksir pemuda, ia pernah menyebut Rudy—panggilan akrab Habibie—bukan satu-satunya pria yang menjadi perhatiannya. Ada mahasiswa hebat-hebat dan gagah-gagah mengendarai motor HD yang lebih menarik.
Sebaliknya, Rudy pun pernah mengolok Hasri—dengan kalimat yang disebut tak bisa ia lupakan—”Hei, kenapa sih kamu kok gendut dan hitam?” Sebenarnya Ainun sendiri tidak menolak disebut hitam karena ia suka olahraga sofbol, voli, dan berenang. Ainun juga mengaku ia suka makan. ”Jadi, kulit saya memang agak hitam. Badan memang berisi,” tulisnya di buku Testimoni.