Grup vokal ini kini terdiri dari Clare Wheeler (alto), Sara Brimer (soprano), Christopher Jay (tenor), Kevin Fox (bariton), Edward Randell (bas), Oliver Griffiths (tenor), dan Joanna Goldsmith-Eteson (soprano). Tampil di hadapan kira-kira 1.000 penyuka acapella, The Swingle Singers mengaku terkesan dengan atmosfer yang tercipta di tempat pertunjukan itu.
"Kami sangat terkesan malam ini bisa kembali ke Jakarta setelah Desember lalu (2012)," ujar Randell, setelah bersama rekan-rekannya menyajikan "Weather to Fly" karya Elbow.
Grup yang dibentuk oleh Ward Swingle pada 1963 tersebut selanjutnya menampilkan sesuatu yang lebih etnik. "Untuk peringatan hari jadi yang ke-50 ini, kami membawakan konsep musik yang berbeda. Dan, kali ini berasal dari musik tradisional Turki," terang Randell. "Ini sangat romantis, sebuah lagu yang berkisah mengenai sepasang kekasih yang bertemu di sebuah pelabuhan, musik nuansa Turki," timpal Jay, sebelum mereka memecah suara dan mencipta berbagai bunyi-bunyian alat musik tradisional Turki untuk lagu "Gemiler Giresune".
The Swingle Singers, yang selama ini dikenal jago mengubah aransemen lagu-lagu artis musik dunia, untuk penampilan malam itu mengetengahkan Griffiths dengan lagu "After The Storm" milik band folk rock dari Inggris, Mumford & Sons.
"Berikutnya lagu dari Inggris, karya Mumford & Sons," ujar Griffiths. "Ini bercerita tentang suatu masa yang cukup sulit, tapi juga memberi harapan yang lebih baik," timpal Fox.
Selain memecah suara seperti grup-grup acapella, The Swingle Singers juga mencipta bunyi-bunyian seperti embusan angin atau deburan ombak, yang menjadi bumbu lagu-lagu yang mereka nyanyikan.
Tak terasa, babak pertama pertunjukan itu usai. Ketika masuk babak kedua pertunjukan tersebut, aksi panggung The Swingle Singers makin akrab dengan lagu-lagu yang mereka aransemen ulang ke aneka musik dan koreografi yang mengundang tawa.
Misalnya, Brimer, Wheeler, dan Joanna membentuk formasi trio untuk lagu "Swingle Ladies" (dari lagu berjudul asli "Single Ladies", yang dipopulerkan vokalis Beyonce Kowles), dua personel lelaki The Swingle Singers sibuk berjoget sambil menggetarkan pinggul tanpa kehilangan irama nyanyian. Sementara itu, dua personel lelaki lainnya statis dan mengeluarkan bunyi-bunyian perkusi dengan suara mereka.
Tiba di akhir pertunjukan tersebut, ketika para penonton meminta lagu tambahan, tanpa ragu The Swingle Singers menuruti permintaan itu. Berawal dari nada-nada sederhana nan merdu, The Swingle Singers tiba-tiba membuat para penonton merinding mendengarkan "Merpati Putih", karya Eros Djarot dan Jockie Soerjoprajogo yang pernah dipopulerkan oleh mendiang Chrisye.
"Terima kasih, kami bangga kembali ke Jakarta. Kami berjanji segera bertemu Anda lagi suatu saat nanti," seru Goldsmith-Eteson berpamitan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.