Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jay Subiyakto: Banyak Kebohongan dalam "Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI"

Kompas.com - 30/09/2014, 16:22 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pada masa Orde Baru, TVRI diwajibkan menayangkan film dokudrama Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI setiap 30 September malam, sepanjang 13 tahun. Selama itu, film yang dirilis pada 1984 tersebut menjadi "tontonan wajib" bagi para pemirsa ketika itu. Apa kata Jay Subiyakto (53), sutradara dan penata artistik iklan, video musik, dan konser, mengenai film itu?

Arsitek yang juga fotografer tersebut menilai film yang lebih dikenal dengan judul Pengkhianatan G 30 S PKI tersebut menyimpan banyak kebohongan sejarah. Menurut Jay, generasi sekarang penting untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya.

"Kita harus kasih tahu ada kebohongan. Mereka (generasi sekarang) harus tahu bahwa dulu ada pemerintah yang sangat korup, sampai sejarah dikorup, mereka harus tahu itu semua," ujar Jay dalam wawancara per telepon dengan Kompas.com di Jakarta, Senin (29/9/2014).

"Mereka harus tahu bahwa ada film pernah dibuat untuk propaganda, harus tahu bahwa ada sutradara yang bisa dipesan (memproduksi film propaganda) dengan biaya besar," ungkap Jay.

Jay menyayangkan, film dokudrama Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI, yang digarap selama dua tahun dengan anggaran sebesar Rp 800 juta, dibikin berdasarkan sejarah versi pemerintah ketika itu.

"Saya bilang, seharusnya dihukum tuh yang bikin, karena itu pembohongan publik, seniman itu enggak boleh dipesan bikin sesuatu yang enggak benar, seniman itu idealis, saya saja enggak pernah mau. Tapi, kalau alasannya, 'Oh, profesional saja', tapi kan profesional pun harus sesuai hati," tutur Jay.

Kendati begitu, menurut Jay lagi, tak perlu ada "film tandingan".

"Kalau film, susahnya akan ada interpretasi sutradara. Sekarang, yang harus dikeluarkan (dipublikasi) adalah pengarsipan yang dulu dihilangkan. Kalau dibuat lagi, semua harus bersifat dokumenter. Kalau saya bilang, harus dilengkapi kesejarahannya, kearsipannya, kebenaran harus diungkapkan. Kalau saya bilang, itu harus dibikin yang benar, sejarah dari 1965 sampai sekarang. Anak yang berusia 20 tahun saja enggak tahu kejadian 1998," tekan Jay.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau