Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ode to My Father: Pahlawan Bernama Orang Biasa

Kompas.com - 22/02/2015, 15:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Rasa bersalah karena hilangnya sang adik dan ayah, membuat Yoon Deok-soo tumbuh menjadi sosok yang ulet sekaligus keras. Sepanjang hayat, Deok-soo dihantui pesan sang ayah. Ia pun mengabdikan hidup demi memenuhi janji menjadi kepala keluarga menggantikan ayahnya.

Di bawah guyuran hujan salju, Deok-soo yang masih anak-anak harus berlari sambil menggendong adiknya, Young Mak-soon, karena ayah dan ibunya juga harus menggendong masing-masing satu anak balita. Mereka berjuang agar bisa naik ke perahu yang akan mengantarkan mereka ke kapal Meredith Victory, Los Angeles, yang segera berangkat demi menghindari serangan tentara Tiongkok.

Malang, Mak-soon terlepas dari gendongannya saat Deok-soo berupaya meniti tangga tali menaiki perahu. Tangis Deok-soo yang kehilangan Mak-soon membuat ayahnya yang sudah di atas kapal kembali turun. Tepat ketika ayahnya sampai di bawah, kapal yang membawa 14.000 pengungsi dari Korea Utara itu mulai melepas sauh dan daratan diserang musuh.

"Jika ayah tak kembali, kamu yang akan jadi kepala keluarga," kata sang ayah.

Perang Korea menjadi latar belakang film Ode to My Father atau Gukje Market yang menguras air mata. Segera setelah film dibuka dengan pemandangan sepasang kakek dan nenek yang tengah berbincang sambil duduk menghadap pemandangan kota tepi laut Busan, adegan dengan halus berpindah ke Pelabuhan Hungnam puluhan tahun sebelumnya. Ribuan pengungsi termasuk keluarga Deok-soo berebut naik ke kapal demi menyelamatkan nyawa.

Kilas balik Deok-soo sejak kanak-kanak, menginjak remaja, hingga dewasa dijalin dengan halus dengan kondisi Deok-soo tua yang pemarah dan keras kepala. Ia kerap bertengkar dengan para pemilik toko karena tidak mau menjual tokonya yang mulai ketinggalan zaman. Sementara toko-toko lain di sekitarnya telah berubah menjadi toko modern.

Deok-soo kecil harus menggantikan peran ayahnya. Ia bekerja keras membantu sang ibu mencari nafkah. Ketika remaja, ia korbankan impiannya karena mendahulukan kebutuhan adik-adiknya. Deok-soo bekerja hingga ke Jerman Barat bahkan ke Vietnam yang tengah berkecamuk perang.

Film laris
Film ini juga menyodorkan keceriaan, kepolosan, dan kekonyolan yang menyertai kehidupan Deok-soo muda. Kelucuan-kelucuan di tengah kerasnya hidup Deok-soo. Misalnya, di tengah kehidupan pekerja tambang di Jerman yang sangat berat.

Di Jerman pula, Deok-soo bertemu seorang gadis cantik asal Korea, Young-ja (Yunjun Kim), yang bekerja sebagai perawat. Keduanya kemudian kerap mencurahkan hati menceritakan kisah kehidupan masing-masing yang sama-sama keras.

Pengorbanan hidup dan kisah cinta dilengkapi dengan cerita persahabatan antara Deok-soo dan Dal-goo. Keduanya selalu bersama, termasuk ketika Deok-soo nekat mendaftar kerja ke Vietnam agar dapat mengumpulkan uang demi menebus toko dan membiayai pernikahan adiknya. Ibu Deok-soo mengizinkan anaknya pergi karena keberangkatannya disertai Dal-goo.

Dua puluh tahun setelah keluarganya tercerai-berai, Deok-soo bagai menemukan titik harapan ketika menyaksikan sebuah acara di televisi. Acara itu berupaya mempertemukan warga sipil korban perang yang terpisah dari keluarganya. Deok-soo mengikuti acara itu untuk mencari adik dan ayahnya. Adegan ini paling menyentuh emosi setelah adegan pengungsi di awal film.

Kisah demi kisah yang didukung detail yang cukup teliti, dijalin rapi dan halus dengan dukungan sinematografi yang apik. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak penonton sejak awal cerita, satu demi satu dijawab di bagian akhir, yang membuat akhir film ini tak mudah ditebak. Hanya latar belakang Young-ja yang tak terungkap dan sifat pemarah Deok-soo tua yang terasa berlebihan, yang menyisakan pertanyaan.

Film drama yang disutradarai Yoon Je-kyoon ini di negeri asalnya, Korea Selatan, terjual lebih dari 10 juta tiket. Film ini dipersembahkan Je-kyoon bagi orangtuanya dan generasi pasca perang yang dianggap telah banyak berkorban. Mereka adalah orang-orang biasa yang menjadi pahlawan bagi keluarga. (SRI REJEKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com