Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"The Girl with All The Gifts": Generasi Setelah Zombie

Kompas.com - 20/11/2016, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- "Dan kemudian seperti Pandora, membuka boks besar dari dunia dan tidak menjadi takut, bahkan tanpa peduli apakah yang di dalamnya adalah sesuatu yang baik atau buruk. Karena ini adalah keduanya. Segala sesuatu selalu keduanya. Namun, kamu harus membukanya untuk mencari tahu...."

Sepenggal kisah tentang kotak Pandora ini diceritakan Helen Justineau (Gemma Arterton) kepada para muridnya di awal kegiatan belajar-mengajar.

Hubungan guru dan murid-muridnya terasa aneh karena situasi sekeliling yang dingin dan muram. Ruang kelas lebih menyerupai sebuah hanggar berlapis besi dengan cat hijau militer.

Setiap murid duduk di atas kursi roda. Padahal, tak ada satu pun dari anak-anak itu yang difabel.

Di atas kursi roda itu, mereka duduk dengan kedua lengan terikat di sandaran kursi. Kepala mereka pun dikunci dengan tali sehingga hanya sanggup memandang ke depan.

Tidak hanya tangan, kedua kaki pun terikat kuat pada kursi. Film ini diadopsi dari buku The Girl with All the Gifts karya MR Carey.

Di balik pintu "kelas", tentara berjaga dengan senjata laras panjang. Dari perbincangan para tentara penjaga itulah, penonton mulai tahu bahwa ada sesuatu yang tak beres dengan anak-anak lucu berseragam jingga itu.

Tentara menyebut anak-anak kecil yang sedang bersemangat belajar itu sebagai makhluk menyeramkan dan para tentara pun tak habis pikir mengapa si ibu guru cantik tak tampak takut sedikit pun.

Materi pembelajaran di kelas sama seperti sekolah pada umumnya. Anak-anak ini belajar berhitung hingga menghafalkan tabel periodik unsur kimia.

Segera saja, seorang anak kecil manis menyedot perhatian karena kepintaran dan keramahannya.

Melanie (Sennia Nanua) selalu menyapa semua tentara dengan senyuman. Lontaran selamat pagi hingga apa kabar selalu diucapkannya dengan menyebut akrab nama setiap tentara.

Keramahan Melanie toh tak mampu melunakkan sikap orang-orang dewasa di sekelilingnya.

Selepas sekolah, ia dan belasan teman-teman seusianya segera kembali dibawa masuk ke dalam bangsal serupa rumah sakit jiwa atau bangsal penjara dengan banyak ruang dan lorong panjang di tengahnya.

Peluit panjang menjadi penanda dimulainya hari baru atau saat makan.

Gadis istimewa
Saat makan inilah, pribadi asli Melanie yang berbeda dari anak kebanyakan muncul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com