Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Rumah Fosil, Pebiola Hendri Lamiri Mainkan Lagu Tema Film "Titanic"

Kompas.com - 02/07/2017, 11:11 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

BANJAREJO, KOMPAS.com -- Pemain biola Hendri Lamiri (44) dalam libur Lebaran tahun ini bersama istri dan anaknya berkunjung ke Rumah Fosil Banjarejo, di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Desa Banjarejo, Ahmad Taufik, kepada Kompas.com pada Jumat lalu (30/6/2017).

"Hendri Lamiri kemarin (28/6/2017) malam, sekitar pukul 19.00, berkunjung ke Rumah Fosil Banjarejo. Kami terkejut sekali. Cukup lama, sekitar setengah jam. Kebetulan keluarga istri Hendri asli dari Grobogan," cerita Taufik.

Rumah Fosil Banjarejo merupakan tempat menyimpan dan memamerkan apa yang diketahui sebagai fosil-fosil aneka hewan purbakala dan beragam benda kuno dari zaman kerajaan yang ditemukan di Desa Banjarejo.

"Hendri menyambut baik kepedulian warga Desa Banjarejo dalam upaya melestarikan cagar budaya. Hendri tahu setelah membaca berita di medsos (media sosial). Ia penasaran. Hendri adalah salah satu musisi terkenal yang peduli dengan sejarah di masa lampau," cerita Taufik lagi.

Lanjut Taufik, sebelum meninggalkan Rumah Fosil Banjarejo, Hendri memainkan biola di hadapan para warga setempat.

Ia membawakan lagu tema film Titanic, "My Heart Will Go On". Bukan tanpa alasan ia memilih lagu tersebut.

"Benda-benda purbakala yang terpendam di Desa Banjarejo diibaratkan kapal Titanic, yang tenggelam di dasar laut. Pada temuan dari masa lalu itu pastinya terkandung pengetahuan yang luas, yang berguna bagi masyarakat," jelas Taufik.

Pihak para warga setempat lalu memberi Hendri cinderamata berupa t-shirt, sedangkan Hendri membagikan CD sejumlah lagu yang disajikan oleh Hendri dengan biola.

Sampai sekarang, di Desa Banjarejo, sudah ditemukan 1.100 patahan fosil dari 15 jenis hewan purbakala, antara lain gajah, badak, kerbau, rusa, serigala, buaya sungai, kura-kura, siput, dan kerang.

Terakhir, pada awal Juni 2017, ditemukan apa yang diketahui sebagai fosil gajah stegodon, yang diperkirakan utuh.

Fosil gajah stegodon itu terpendam di kedalaman 1,5 meter di persawahan Desa Banjarejo.

Sementara itu, temuan yang diketahui sebagai benda-benda kuno dari zaman kerajaan adalah, antara lain, perhiasan, guci, lumpang batu, yoni, dan lesung.

Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sukronedi, mengatakan bahwa, setelah melakukan observasi lapangan selama beberapa hari, pihak BPSMP Sangiran tertarik untuk menggelar penelitian mendalam di Desa Banjarejo.

BPSMP Sangiran akan menggandeng Balai Arkeologi Yogyakarta dalam upaya penyelamatan fosil gajah yang diperkirakan hidup pada 1,2 juta tahun silam itu.

Para ahli purbakala tersebut berencana menetap sebulan di Desa Banjarejo. Mereka akan mendokumentasi, merekonstruksi, melakukan kajian, dan mengangkat fosil gajah stegodon itu dari dalam tanah.

"Upaya penyelamatan fosil gajah akan dilakukan pada tanggal 12 Juli (2017). Untuk mengantisipasi kerusakan fosil akibat faktor alam, bagian tulang gajah yang sudah terlihat diolesi dengan zat pelindung khusus. Lokasi penggalian juga ditutup dengan terpal," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com