Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadine Chandrawinata: Mengapa Tidak Selfie Ketika Menanam Mangrove

Kompas.com - 15/10/2017, 21:35 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com -- Artis peran dan model Nadine Chandrawinata (33) ikut menanam seribu bibit mangrove bersama 100 anak muda di perairan Kili Kili, Teluk Pangpang, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (15/10/2017).

Di perairan Kili Kili, hutan mangrove pernah rusak karena tambak-tambak ikan yang ditinggalkan. Sejak 2003 para warga menanam mangrove lagi untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Selain menanam mangrove, pada acara yang di selenggarakan oleh Sea Soldiers Banyuwangi tersebut, perempuan berdarah Indonesia-Jerman ini  juga berkampanye untuk mengajak kaum muda mengambil peran dalam menjaga lingkungan.

"Daripada selfie-selfie tidak jelas, kenapa kita tidak selfie pada saat menanam mangrove? Ini contoh kecilnya. Kita juga sekaligus ikut mengkampanyekan pentingnya mangrove kepada follower kita," tutur Nadine.

Baca juga: Syaharani & Queenfireworks Jual Keindahan Alam Banyuwangi Lagi

Nadine juga memberikan contoh lain agar anak muda lebih peduli untuk menjaga lingkungan. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan, membawa botol minum sendiri, tidak menggunakan sedotan plastik, dan membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik.

Nadine Chandrawinata mengaku bangga bisa ikut bergabung dengan anak-anak muda Banyuwangi untuk menanam mangrove. Apalagi, dari obrolan dengan mereka, diketahui bahwa dari mereka ada yang baru kali itu mendapat pengetahuan tentang mangrove.

"Bahkan, tadi dari obrolan ternyata ada yang baru tahu pohon mangrove, baru pertama kali masuk ke lumpur, dan ini pastinya jadi pengalaman buat mereka," tambah Nadine.

Baca juga: Nadine Chandrawinata Diet Plastik

Perairan Kili Kili berada di wilayah Dusun Tegalpare, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, yang memiliki luas kira-kira 600 hektar.

Pada 1980-an wilayah tersebut dijadikan tambak ikan, kemudian ditinggalkan, dan mangrove yang ada menjadi rusak.

"Setelah dibuat tambak dan enggak dipakai, akhirnya rusak dan pada tahun 2003 hingga saat ini dilakukan peremajaan mangrove oleh warga sekitar," ucap Musyaeroni (44) atau Roni, ketua kelompok masyarakat pengawas perairan Kili Kili kepada Kompas.com, Minggu (15/10/2017).

Baca juga: Nadine Chandrawinata Berenang di antara Sampah

Sekarang enam hektar di wilayah tersebut dijadikan tempat wisata berbasis konservasi. Para pengunjung bisa menanam mangrove.

"Sejak peremajaan hutan mangrove, jumlah tangkapan ikan nelayan di wilayah sini semakin meningkat,"ujar Roni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau