JAKARTA, KOMPAS.com -- Marvel Cinematic Universe (MCU) akan memasuki usia ke-10 tahun pada 2018 mendatang. Semesta Marvel lahir seiring penayangan film Iron Man pertama pada 2008 lalu.
Terhitung sejak itu, Marvel telah memproduksi sekitar 14 film pahlawan super yang diangkat dari komik mereka. Pada fase pertama, setelah Iron Man (2008), dua tahun kemudian dirilis Iron Man 2 (2010), Thor (2011), dan Captain America: The First Avenger (2011).
Lalu, film The Avengers (2012) menjadi pembuka fase kedua. Diikuti oleh Iron Man 3 (2013), Thor: The Dark World (2013), Captain America: The Winter Soldier (2014), Guardians of the Galaxy (2014), Avengers: Age of Ultron (2015), dan Ant-Man (2015).
Fase ketiga, menghadirkan film Captain America: Civil War (2016), Doctor Strange (2016), Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017), Spider-Man: Homecoming (2017), dan Thor: Ragnarok (2017).
Menuju akhir fase ketiga tahun depan, Marvel bakal merilis Black Panther, Avengers: Infinity War (2018), serta Ant-Man and the Wasp (2018), Captain Marvel (2019), dan film Untitled Avengers (2019).
[Baca juga : Lima Momen Terbaik dalam Trailer Avengers: Infinity War]
Sebagian besar di antaranya mampu menembus tangga Box Office dunia. Tak sedikit pula yang menuai kritikan positif dari para kritikus film.
Dalam sebuah wawancara via telepon baru-baru ini, Vice President International Business Development & Brand Management Marvel, CB Cebulski, membocorkan formula kesuksesan Marvel.
"Banyak faktor yang berkontribusi dalam kesuksesan MCU. Formula pertama adalah visi Kevin Feige (bos Marvel Studio), dia ingin membuat film seperti yang ia sukai saat kecil ke dalam MCU lewat alur cerita yang saling berkait," ucap Cebulski.
Meski dengan banyak sekali karakter pahlawan super dalam film yang berbeda-beda, ia mengakui bahwa Feige mampu menggabungkannya ke dalam sebuah alam semesta.
"Orang-orang yang bisa mengikuti itu, bukan hanya tentang pahlawannya secara individu, tapi juga Marvel pada umumnya," katanya.
[Baca juga : Kostum Baru Iron Man dalam Film ?Avengers: Infinity War?]
Faktor kedua yang turut membantu kesuksesan MCU, lanjut Cebulski, adalah Marvel menggandeng kreator, penulis, pembuat film, bahkan aktor yang juga penggemar. Atau paling tidak tumbuh besar dengan komik.
"Mereka yang betul-betul memahami jantungnya karakter Marvel," ujar Cebulski.
Lalu yang tak kalah penting, yakni cerita, baik itu pengemasan cerita dan gaya penceritaan. Sang pahlawan super nampak selalu terdepan menjadi penggerak utama film-film Marvel, namun keragaman cerita dan genrenya juga ikut berpengaruh.
" itu komedi romantis, Captain America: Winter Soldier semacam spy-thriller, Thor bergenre fantasi, dan lainnya," ucap Cebulski.
Kemudian, walaupun selalu mengedepankan kisah-kisah heroik nan epik, menurut dia, Marvel tak pernah lupa menuangkan sisi atau rasa manusia dalam tiap filmnya. MCU selalu berusaha menyajikan kisah luar biasa dan hebat, namun sekaligus realistis.