Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat dengan Jernih Film Naura & Genk Juara

Kompas.com - 23/11/2017, 17:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Produser Indonesia (APROFI), Fauzan Zidni, menyatakan bahwa film Naura & Genk Juara adalah film yang bagus untuk anak, mengajarkan untuk mencintai alam dan ilmu pengetahuan, serta kerja sama dan persahabatan.

Hal itu dikatakan Fauzan untuk menanggapi ramainya perbincangan tentang film Naura & Genk Juara yang dituduh mendiskreditkan Islam. Muncul pula petisi untuk menghentikan film anak yang melecehkan agama.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (23/11/2017), Fauzan menyayangkan tuduhan yang disampaikan terhadap sutradara Eugene Panji yang dianggap menistakan agama lewat filmnya.

“Saya cuma berharap pihak yang ramai membuat ini menjadi kontroversi untuk menonton kembali filmnya, lalu menilai dengan pikiran jernih. Jangan apa-apa langsung dituduhkan penistaan agama. Tolonglah bisa lebih bijak dengan memisahkan antar karya seorang filmmaker dengan pilihan politik yang pernah dia pilih," kata Fauzan.

Naura bersama para pemain film Naura dan Genk Juara, bernyanyi menghibur penggemar dalam acara gala premier dan screening di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (8/11/2017). Film ini bercerita tentang petualangan Naura (Adyla Rafa Naura Ayu) bersama Okky (Joshua Rundengan), Kipli (Adryan Sulaiman Bima), dan Bimo (Vickram Priyono), menggagalkan usaha pencurian satwa liar.KOMPAs.com / RODERICK ADRIAN MOZES Naura bersama para pemain film Naura dan Genk Juara, bernyanyi menghibur penggemar dalam acara gala premier dan screening di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (8/11/2017). Film ini bercerita tentang petualangan Naura (Adyla Rafa Naura Ayu) bersama Okky (Joshua Rundengan), Kipli (Adryan Sulaiman Bima), dan Bimo (Vickram Priyono), menggagalkan usaha pencurian satwa liar.

Sementara itu Ketua Umum Indonesian Film Director Club (IFDC) Lasja F Susatyo mengatakan Naura & Genk Juara adalah film bagus.

“Film Naura adalah film yang sehat untuk tontonan anak-anak. Sudah lama Indonesia tidak memiliki film musikal, dan Eugene sudah membuat karya yang sangat baik. Harus kita apresiasi," kata Lasja.

“Marilah kita tetap menjadi bangsa yang toleran dan tidak menjadi bangsa  pemarah. Penggunaan dalil penistaan agama untuk hal yang paling innocent seperti tontonan anak malah menyuburkan bibit kebencian dari rasa curiga sejak usia dini. Ibu yang bijak adalah kunci dari pendidikan toleransi di negara ini," tambah Lasja.

Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Ahmad Yani Basuki, juga memberikan pernyataan resminya.

Naura bersama para pemain film Naura dan Genk Juara, bernyanyi menghibur penggemar dalam acara gala premier dan screening di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (8/11/2017). Film ini bercerita tentang petualangan Naura (Adyla Rafa Naura Ayu) bersama Okky (Joshua Rundengan), Kipli (Adryan Sulaiman Bima), dan Bimo (Vickram Priyono), menggagalkan usaha pencurian satwa liar.KOMPAs.com / RODERICK ADRIAN MOZES Naura bersama para pemain film Naura dan Genk Juara, bernyanyi menghibur penggemar dalam acara gala premier dan screening di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (8/11/2017). Film ini bercerita tentang petualangan Naura (Adyla Rafa Naura Ayu) bersama Okky (Joshua Rundengan), Kipli (Adryan Sulaiman Bima), dan Bimo (Vickram Priyono), menggagalkan usaha pencurian satwa liar.

"Film ini film musikal (seperti Petualangan Sherina). Berkisah tentang rombongan anak sekolah  yang berkegiatan di sebuah hutan konservasi. Di tengah kegiatan itu ada 3 orang penjahat yang melakukan pencurian hewan dari kandang konservasi yang ternyata didalangi si petugas penjaga konservasi itu sendiri.

Tiga orang penjahatnya bercambang dan bertampilan agak kasar, sebagaimana layaknya tampilan  penjahat pada umumnya. Satu di antaranya memakai celana pendek bukan celana cingkrang.  Oleh karena itu jauhlah dari gambaran saudara-saudara kita yang sering dipandang sebagai radikal/ teroris, karena jenggot dan model celananya.

Sebagai film setting Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, bisa-bisa saja penjahatnya beragama Islam. Sama wajarnya jika dalam negara yang mayoritas penduduknya non muslim penjahat non muslim. (Seperti dalam film Home Alone misalnya).

Antusiasme para penggemar saat Naura dan Genk Juara bernyanyi menghibur penggemar dalam acara gala premier dan screening di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (8/11/2017). Film ini bercerita tentang petualangan Naura (Adyla Rafa Naura Ayu) bersama Okky (Joshua Rundengan), Kipli (Adryan Sulaiman Bima), dan Bimo (Vickram Priyono), menggagalkan usaha pencurian satwa liar.KOMPAs.com / RODERICK ADRIAN MOZES Antusiasme para penggemar saat Naura dan Genk Juara bernyanyi menghibur penggemar dalam acara gala premier dan screening di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (8/11/2017). Film ini bercerita tentang petualangan Naura (Adyla Rafa Naura Ayu) bersama Okky (Joshua Rundengan), Kipli (Adryan Sulaiman Bima), dan Bimo (Vickram Priyono), menggagalkan usaha pencurian satwa liar.

Ketika si penjahat di tengah malam di hutan lagi ketakutan karena mengira ada hantu, salah satunya berdoa. Karena dia muslim dia bacanya doa Islam. Tapi yang dibaca salah 'comot', yaitu doa mau makan. Karena itu ditegur temannya, doanya salah,  doa makan. Ketahuan penjahatnya muslim- ya karena dia baca doa itu, yang cenderung latah-latah juga.  Tapi tidak ada penggambaran spesifik atau kesan penegasan bahwa muslim itu jahat.

 Tidak bedanya jika  ada film tentang kasus korupsi lalu koruptornya di dalam bui berdoa atau shalat, itu sama sekali tak berarti merepresentasikan  Islam/umat Islam itu jahat.  Bagi LSF,  tidak terlihat adanya  bagian yang secara jelas mendiskreditkan Islam?

[Baca juga : Istri dan Anak-anak Giring Nidji Pilih Naura Ketimbang Putri Jokowi]

Jika dihubung-hubungkan dengan penista agama, rasanya terlalu jauh berspekulasi. Kita tahu kalo penjahatnya muslim pun ya hanya karena dia baca doa itu. Ketika akhirnya si penjahat terkepung, salah satunya memang membaca istighfar.  Tetapi sekali lagi, bagi LSF, itu tdak serta merta menggambarkan pelecehan dan penistaan terhadap Islam.

 Untuk memahami film "Naura dan Genk Juara", kiranya memang perlu menonton langsung filmya. Dan akan semakin baik kalau pernah menonton film Petualangan Sherina,  Home Alone dan atau Jenderal Kancil yg diperankan Ahmad Albar di masa kecilnya dahulu."

[Baca juga : Naura & Genk Juara, Petualangan Seru Penuh Ujian]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau