JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat memberikan sanksi berupa teguran terhadap program Hitam Putih. KPI menilai acara bincang-bincang itu melakukan pelanggaran saat penayangannya pada 18 Juli 2018 pukul 18.14 WIB.
"Karena tidak menyamarkan wajah orangtua dan nenek serta identitas pelaku pada saat dialog dengan sepasang anak laki-laki dan perempuan yang menikah di usia dini," demikian bunyi surat teguran KPI yang dikutip Kompas.com dari laman kpi.go.id, Selasa (14/8/2018).
Surat yang ditandatangani Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis itu juga menyebutkan Trans7, stasiun televisi yang menayangkan Hitam Putih, sudah menyamarkan wajah sepasang anak laki-laki dan perempuan yang melakukan pernikahan dini.
Namun, tidak dengan wajah ibu dan nenek mereka. Ditambah lagi, ada penyebutan identitas nama kedua anak tersebut.
Baca juga: KPI Beri Sanksi Teguran pada Program Siaran NET 24
KPI Pusat menilai hal itu berpotensi membentuk pandangan negatif masyarakat serta bisa mengganggu psikologis anak-anak itu.
“Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas ketentuan tentang perlindungan anak-anak dan remaja,” kata Yuliandre Darwis dalam keterangan tertulisnya di situs resmi KPI.
Baca juga: Program Pagi Pagi Pasti Happy Dapat Teguran Kedua dari KPI
Tayangan Hitam Putih edisi 18 Juli 2018 itu dianggap telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran KPI Tahun 2012 Pasal 14 dan Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 Ayat 1.
"Berdasarkan pelanggaran tersebut, KPI Pusat memberikan sanksi administratif teguran tertulis. Kami minta Trans 7 menjadikan P3 dan SPS KPI tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program siaran dan segera melakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Yuliandre lagi.
Baca juga: Tampilkan Goyang Pinggul, Pesbukers Ramadhan Dapat Peringatan Keras dari KPI
Sanksi terguran tersebut kemudian ditanggapi Deddy Corbuzier, pemandu acara Hitam Putih, melalui kolom komentar akun Instagram KPI Pusat.
"Segera kami perbaiki.. Tapi setidaknya acara kami mungkin satu2 nya yg masih berpotensi untuk mengedukasi masyarakat dan menginspirasi... Bagaimana dgn joget2 vulgar atau acara setingan yg jelas tidak mendidik? Or is it normal these days?" tulis Deddy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.