KOMPAS.com - Sementara penyanyi Demi Lovato fokus menjalani rehabilitasi narkoba, sebuah fakta terungkap dari kejadian overdosis yang ia alami pada 24 Juli 2018 lalu.
Seorang sumber mengatakan kepada TMZ bahwa pada hari itu, Lovato menghubungi seorang pengedar narkoba sekitar pulul 04.00 pagi waktu setempat untuk datang ke rumahnya.
Ketika itu, Lovato baru selesai menghadiri sebuah pesta si bar Sunset Trip, Saddle Ranch, LA, AS. Si pengedar kemudian datang ke rumah bintang pop itu membawa narkoba jenis oxycodone.
Mereka lalu menggunakan obat itu bersama-sama. Namun, tampaknya obat itu dicampur dengan fentanil, obat yang sama yang menewaskan penyanyi Prince dan Lil Peep.
Beberapa sumber juga mengatakan, tanpa sepengetahuan Demi, pengedar narkoba itu memiliki kebiasaan buruk membeli obat-obatan "kotor" dari Meksiko.
Namun, setelah itu Lovato terbaring di tempat tidur dan sulit bernapas. Melihat itu, pengedar narkoba yang diyakini merupakan langganan Lovato sejak April, melarikan diri.
Sekitar pukul 11.30 pagi waktu setempat, seorang pekerja di rumah Demi menemukannya dan memberikan Narcan, obat yang dapat mengobati overdosis narkotika dalam situasi darurat.
Sebagai informasi, fentanil merupakan obat bius atau penghilang rasa sakit yang efeknya lebih kuat 75 kali dari morfin dalam jumlah tertentu.
Selain untuk kesehatan, fentanil disalahgunakan secara ilegal sebagai obat campuran heroin atau kokain. Pada 2016 di AS, tercatar 20.000 kematian karena overdosis fentanil.
Baca juga: Jalani Rehabilitasi Berbulan-bulan, Demi Lovato Bakal Lama Menghilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.