JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemusik Rudy "Ethno Psycho" Octave (48) dan kawan-kawan akan menyajikan pertunjukan Rap Nusantara di panggung Musik Kamisan Bentara Budaya Jakarta (BBJ), pada Kamis (14/3/2019) mulai pukul 19.30 WIB, di BBJ, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat.
Rap Nusantara, yang diracik oleh Rudy, memang tetap mengacu ke arti rap yang merupakan kependekan dari "rhyme and poetry" alias "rima, artikulasi, dan puisi" dalam industri musik dunia. Namun, menurut Rudy, Rap Nusantara tidaklah seperti rap Afro-Amerika.
Rudy menjelaskan hal itu ketika diwawancara oleh Kompas.com melalui telepon pada Selasa (12/3/2019).
Baca juga: Untuk Saweran Persaudaraan Donggala dan Palu, Iwa K Nge-rap Diiringi Musik Akustik
Rap Nusantara mengawinkan tradisi bertutur dari sejumlah wilayah di Indonesia dengan musik hip hop "barat" yang dipadu dengan musik tradisional dari wilayah-wilayah di Indonesia.
Dijadwalkan akan ada enam tradisi bertutur dari Indonesia yang bakal dihadirkan oleh Rudy dan kawan-kawan di panggung BBJ.
PM Toh, pendongeng dari Aceh, akan menuturkan dongeng tentang kemakmuran Aceh dan suka-dukanya menikah dengan satu dari enam bidadari, sesudah bidadari ketujuh dipersunting oleh Jaka Tarub dari Jawa. Bidadari yang menikah dengan PM Toh itu diperani oleh rapper perempuan Denon Doytha.
Ki Dalang Bubun Subandara, dalang wayang golek yang mewakili Sunda, Jawa Barat, akan tampil dengan battle rap jenaka antara Cepot dengan Dawala ketika mengomentari Rahwana jatuh cinta.
Baca juga: Tampil di Acara Rap MTV Asia, Young Lex Tetap Gunakan Bahasa Indonesia
Dade Ndate, perempuan penutur lagu dengan bahasa Kaili dari Sulawesi Tengah, yang bunyi kata-katanya terdengar seperti bunyi kata-kata dalam bahasa Portugis.
Incheng Jeharu dan Omanth Kojet dari Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, akan beradu celoteh, sebagaimana mereka melakukannya sebelum pelaksanaan Tari Cachi. Mereka akan didukung oleh pemain sasando Berto Pah.
Conrad Scolastika dan Glenn Andreant dari Nduga, Papua, akan membawakan nyanyian yang mengungkapkan kemarahan mereka atas pengrusakan hutan di lingkungan mereka oleh orang-orang dari luar Papua.
Tabib bernama Penyangahatn Ali, orang Dayak Kanayatn dari Kalimantan Barat, akan merapal mantra untuk menyembuhkan seseorang yang sedang sakit. Ia akan didukung oleh penyanyi Bloer Stevan dan pemusik Fery Sape.
Baca juga: Fadly PADI Bernyanyi Rap di Panggung Musik untuk Kali Pertama
Rudy Octave mengaku berani memasukkan Rap Nusantara ke industri musik karena, menurut ia, Indonesia kaya akan tradisi bertutur yang juga merupakan bagian dari folklore sebagaimana rap Afro-Amerika.
"Saya lihat di YouTube, yang namanya rap dari Indonesia, di Yogya atau Papua misalnya, rata-rata meniru gaya nge-rap Afro-American," tutur lelaki berdarah Batak-Sunda-Jawa-Betawi-Flores ini.
Padahal, sambung pemusik yang menggeluti musik latin pada 1990-2013 ini, "Ada juga yang nge-rap dengan gaya khas Indonesia, enggak meniru gaya nge-rap Afro-Amerika, Benyamin Sueb contohnya."
Baca juga: Penyanyi Rap Brian Rich Chigga Imanuel Rilis Album Perdana
Rap yang diambil oleh Rudy dari tradisi bertutur asal Indonesia tersebut, oleh Rudy diberi musik hip hop yang komposisi dan aransemennya dibikin oleh Rudy.
"Saya tetap pilih musik hip hop supaya tetap menghadirkan nuansa rap yang ada dalam industri musik dunia," ujarnya.
Namun, sambungnya, ke dalam aransemen musik Rap Nusantara ia tetap memasukkan unsur musik tradisional dari Indonesia.
"Dalam setiap aransemen musiknya harus ada unsur yang mewakili daerah asal tradisi bertutur itu. Contohnya, untuk mantra tabib Dayak Kanayatn, Kalimantan Barat, saya masukkan permainan sape," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.