JAKARTA, KOMPAS.com -- Bakulan dan dunia bakul menarik perhatian perupa Luddy Astaghis (42).
Pameran tunggal Luddy, yang berjudul Bakulan dan akan diadakan di Bentara Budaya Yogyakarta pada 14-22 Mei 2019 (mulai pukul 16.00 WIB), akan menghadirkan karyanya mengenai bakulan dan bakul.
Karyanya itu berbentuk boneka-boneka berkarakter kartun. Boneka-boneka tersebut terbuat dari kain, kertas, dakron, dan beberapa bahan lain.
Tiap boneka itu memiliki mimik wajah tersendiri. Ada yang menghadirkan suasana riang, bahagia, sedih, atau duka. Ada pula yang menebar humor atau sindiran.
Baca juga: Indonesia Sejuta Warna dari Empat Perupa
Bakulan berarti berjualan. Bakulan berasal dari kata bakul, yang berarti pedagang.
Luddy Astaghis mengangkat dunia bakul sebagai tema pamerannya karena dunia bakul sangat dekat dengan kehidupan sehari-harinya. Ia bersama istrinya merupakan bakul atau pedagang.
Dalam pandangan Luddy, ketika menjadi bakul, seseorang harus mampu dalam banyak hal, yaitu sopan dan bijaksana sekaligus disiplin, berani, dan tegas.
Dalam pandangan Luddy pula, di dunia bakul terjadi banyak dan beragam konflik.
Luddy juga tertarik kepada semangat pedagang, yang berkegiatan sejak sebelum subuh sampai petang, penuh tenaga, dan mandiri.
Baca juga: Bentara Yogyakarta Gelar Pameran Perupa Perempuan
Luddy Astaghis lahir di Malang pada 17 Juni 1976. Ia mulai berpameran pada 1996.
Sebelum ini ia dua kali berpameran tunggal. Yang pertama, Sense of Life, diadakan pada 2004 di Ullen Sentalu Museum, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang kedua, Knock Out, diadakan di Citywalk, Jakarta, pada 2009.