Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Si Mamad: Korupsi Berujung Maut

Kompas.com - 20/05/2019, 14:01 WIB
Ati Kamil

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kalau Anda penyuka film-film fiksi Indonesia tempo dulu dan berada di Gianyar dan sekitarnya di Bali pada 23-24 Mei 2019, Anda bisa menonton film Renungkanlah Si Mamad (1973) atau Si Mamad.

Film yang disutradarai oleh Sjuman Djaja itu akan diputar di Bentara Budaya Bali, Jl Profesor Ida Bagus Mantra No 88A, Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali 80237, atas dukungan Sinematek Indonesia.

Film Terbaik Festival Film Indonesia 1974 tersebut akan dipertontonkan dalam acara Sinema Bentara #KhususMisbar pada Kamis dan Jumat, 23 Mei dan 24 Mei 2019, mulai pukul 18.30 WITA.

Baca juga: Film Si Mamad Karya Sjuman Djaja Akan Diputar di Bentara Budaya Bali

Di samping film itu, ada empat film lainnya, yaitu Harapan Anak Cenderawasih (Indonesia, 2012, durasi tujuh menit, sutradara FX Making); KUN (Indonesia, 2016, durasi 10 menit, sutradara Calista Bunga Anindya Kirana, produksi SMK Tunas Harapan Pati); 12 Menit (Indonesia, 2014, durasi 108 menit, sutradara Hanny R Saputra); dan Jappeloup (Prancis, 2013, durasi 135 menit, sutradara Christian Duguay).

Pemutaran kelima film bertema dunia anak, sekolah, pendidikan, dan cita-cita tersebut diadakan dalam rangkan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019.

Film Si Mamad dimainkan oleh, antara lain, Mang Udel atau Purnomo (Mamad), Rina Hassim (istri Mamad), Ernie Djohan (putri Mamad), Aedy Moward, Rachmad Hidayat, dan Alam Surawidjaya.

Cerita film Si Mamad disadur dari buku fiksi karya Anton Chekhov yang berjudul The Death of Goverment Clerk (Matinya Seorang Pegawai Negeri). Buku tersebut berkisah tentang pegawai negeri kecil bernama Ivan Dmitritch Tchervyakov.

Baca juga: Kartun Ber(b)isik Dihadirkan di Bentara Budaya Bali

Dikisahkan dalam film Si Mamad, Mamad (Mang Udel atau Purnomo), seorang pegawai negeri kecil.

Mamad rajin, jujur, dan terus terang. Namun, dengan gajinya, ia hidup kekurangan bersama seorang istri dan enam anak.

Ketika istrinya hamil lagi, mengandung calon anak ketujuh, Mamad kepepet.

Ia terpaksa melanggar kejujurannya sendiri dengan melakukan korupsi kecil-kecilan, mencuri dan menjual kertas milik kantor demi mendapatkan tambahan uang.

Namun, perbuatan tersebut ternyata malah menyiksanya.

Apalagi, kemudian, ia tak kunjung mendapat kesempatan untuk memberi penjelasan kepada atasannya (Aedy Moward) mengenai masalah yang dihadapinya dan korupsi yang dilakukannya.

Baca juga: Bentara Budaya: Di Jakarta Film Benyamin S, di Bali Film Anti Korupsi

Mamad tertekan oleh perasaan bersalahnya dan hatinya tidak lega sebelum bisa menjelaskan masalah dan perbuatannya itu. Puncaknya, ia dianggap mengganggu oleh atasannya, karena terus berusaha mengungkapkan persoalan dan perbuatannya ke atasannya.

Mamad lalu dipecat. Akhirnya, kesedihan dan penyesalannya membawanya ke kematian.

Film Si Mamad, bersama film Cinta Pertama, memenangi Piala Citra sebagai Film Bioskop Terbaik dalam Festival Film Indonesia 1974.

Pemeran utamanya, Mang Udel atau Purnomo, yang main sebagai Mamad, terpilih menjadi Pemeran Utama Pria Terbaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau