"Banyak kenangan. Beliau perfectionist, kan kami sama-sama dari klasik, maksudnya main musik klasik. Kalau ketemu, sudah, kami suka senang berdua. Dari situ, kalau ketemu suka bercanda," cerita David dalam wawancara di tempat jenazah Idris disemayamkan, di Rumah Kreatif, Bumi Cimanggis Indah Blok B 1 No 9, Jalan Raya Pekapuran, Cimanggis, Depok, Senin (28/4/2014) siang.
"Kebetulan waktu rekaman album instrumental kami (Suara Lainnya) itu hanya piano dan biola saja, jadi hanya saya dan beliau," sambungnya.
Namun, seminggu lebih yang lalu, David merasakan firasat yang tak biasa.
"Saya ketemu di Musica (perusahaan rekaman Musica Studios). Waktu itu saya enggak bawa kendaraan karena rumah dekat. Saya akhirnya naik angkot. Terus, di depan itu ketemu beliau, dia ngelaksonin dari mobil," kisah David. "Terus ngobrol, saya tanya, 'Are you ok?', 'Ok', 'Ok, what can I do for you?'. Enggak ada apa-apa, dia minta didoakan saja, mungkin firasat dia ya. Kerasa banget (firasat) sih waktu itu," lanjutnya.
David mengaku juga sudah tahu ketika itu kondisi kesehatan Idris menurun.
"Dari pertama sudah tahu kondisi beliau menurun, tapi semangatnya itu, beliau suka kesal kalau kondisi fisiknya enggak bisa ngikutin," katanya.
Mewakili rekan-rekan NOAH-nya, David mendoakan Idris. "Saya, David, mewakili teman-teman dari NOAH, ikut mendoakan, saya yakin beliau sudah bahagia sekali di sana," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.