KOMPAS.com — Bahasa Korea lebih banyak dipakai dalam lirik lagu yang disajikan oleh boyband dan girlband Korea Selatan daripada bahasa Inggris, walaupun K-Pop mendunia. Tentu ada alasan yang melatari hal itu.
Secara prinsip, orang-orang Korea Selatan tak fanatik dengan bahasa sendiri. Mereka sebenarnya fasih berbahasa Inggris.
Namun, lirik-lirik lagu mereka selalu dominan berbahasa Korea. Pemilihan bahasa ibu sebagai lirik lagu ini lebih sebagai pengikat emosi antara sang penyanyi dengan audiens.
Menyanyikan lagu K-pop dengan bahasa negara sendiri akan memudahkan para personel boyband dan girlband mendapatkan emosi dari nyanyian itu. Mereka akan lebih mudah mendapatkan rasa dan emosinya.
Mengenalkan karya musik dalam bahasa Inggris di Korea, mungkin orang hanya sebatas suka, tetapi setelah itu kurang melekat di hati, kurang memahami lagunya. Hasilnya berbeda jika dalam bahasa Korea.
Namun, dalam perkembangannya, lagu-lagu K-pop sudah banyak beradaptasi dengan pasar musik internasional, tanpa meninggalkan bahasa Korea Selatan.
Contohnya, girlband So Nyeo Shi Dae (SNSD) atau Girl's Generation, yang beranggotakan Taeyeon, Jessica, Sunny, Tiffany, Hyoyeon, Yuri, Sooyoung, Yoona, dan Seohyun, mengeluarkan single "The Boys" dalam bahasa Inggris. Namun, ketika lagu tersebut dirilis untuk kali pertama pada 2010, ada versi bahasa Korea Selatan, Inggris, dan Jepang untuk liriknya.
Contoh lainnya, salah satu personel boyband Big Bang, vokalis Taeyang, mirilis single solonya dengan judul Korea, yang dalam huruf Latin berbunyi "Nun, Ko, Ibsul".
Namun, setelah lagu itu dikenal oleh publik internasional, YG Entertainment selaku agen Taeyang merilis single tersebut dalam bahasa Inggris dengan judul "Eyes, Nose, Lips", ditambah penggalan lirik yang juga menggunakan bahasa Inggris.
Perkembangan musik K-pop bersama film dan drama seri Korea Selatan, yang disebar melalui gelombang Hallyu (Korean Wave atau Gelombang Korea) ke seluruh dunia, telah membawa perubahan besar bagi kemajuan negaranya.
Awal 1990-an, mereka masih mendengarkan lagu-lagu dan menonton film-film dari Barat dan Jepang. Namun, pada akhir 1999, anak-anak muda Korea mulai berkembang.
Mereka tidak lagi ingin menjadi seorang insinyur, mereka ingin menjadi seorang artis. Dari situlah mulai berkembang, musik K-pop, drama Korea, game, dan hal ini tentu mendapat dukungan dari pemerintah yang akhirnya menetapkan beberapa regulasi untuk mengembangkannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.