JAKARTA, KOMPAS.com - Aktris pemenang Academy Award Angelina Jolie membuka kemungkinan terjun ke dunia politik, dalam dunia diplomasi atau layanan publik.
Dikutip dari Vanity Fair, Jolie yang sekarang juga sudah naik jenjang jadi sutradara, ini juga sudah menjadi utusan khusus Komisaris Tinggi PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR).
Jolie mengatakan kiprahnya di bidang kemanusiaan di PBB itu telah membuatnya sadar bahwa dunia politik merupakan pilihan harus dia pertimbangkan.
"Karena jika Anda benar-benar ingin membuat perubahan ekstrem, maka Anda harus memegang tanggung jawab," kata Jolie dalam wawancara yang diterbitkan di edisi online Selasa (4/11/2014) tersebut.
"Tapi saya tidak tahu di peran apa saya akan lebih berguna. Saya menyadari apa yang bisa saya lakukan untuk hidup dan yang saya mungkin kurang," kata Jolie.
Saat ditanya adakah kemungkinan dia terlibat dalam upaya diplomasi atau pelayanan publik, Jolie menjawab, "Saya terbuka (untuk keduanya)."
Saat percakapan beralih ke film terbarunya "Unbroken", Jolie tak bisa menahan air mata. Dia bertutur tentang persahabatannya dengan Zamperini, mantan atlet olimpiade dan pahlawan perang yang meninggal pada usia 97 tahun setelah 40 hari bertarung dengan pneumonia.
"Itu adalah pengalaman yang sangat menggugah," kata Jolie, "Untuk melihat seseorang menonton pengalaman hidupnya sendiri."
Film tersebut dibuat berdasarkan buku laris "Unbroken" karangan Laura Hillenbrand yang mengangkat kisah hidup Zamperini. Dia menghabiskan 47 hari di atas rakit setelah pesawatnya jatuh ke Samudera Pasifik, lalu menjadi tawanan Jepang selama dua tahun.
Jolie mengaku berbincang dengan Zamperini dan keyakinannya setelah pertempuran tersebut. Dia berkeyakinan kematian Zamperini akan membawanya kepada kedamaian.
Wawancara tersebut juga mengulik tentang pernikahannya dengan aktor Brad Pitt. Jolie mengaku pernikahan memberinya perspektif yang berbeda. "Terasa berbeda. Sangat menyenangkan."
Dalam pernikahan, kata Jolie, pasangan dan keluarga tidak akan berpikir tidak pernah ada perselisihan. "Tapi mereka membuat kita berjanji mengatakan 'maaf' bila memang terjadi (perselisihan). Lalu mereka akan bertanya, 'Sungguh?", dan kita jawab, 'Iya'."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.