"Saya berperan sebagai Kapten Nolly (Tjokropranolo), kalau Adipati dia jadi Soedirman. Jadi, dalam gerilya itu ada adegan tiga sampai lima kali gendongan. Pas dikejar Belanda, Pak Soedirman lemah, kondisi fisiknya juga enggak begitu kuat, Pak Soedirman harus digendong karena Belanda sudah dekat," cerita Ibnu usai jumpa pers dan syukuran produksi film Jenderal Soedirman di Balai Sudirman, Jalan Dr Saharjo, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015).
Ibnu mengatakan, dengan berat badan Adipati yang sengaja disusutkan dari 66 kilogram menjadi 53 kilogram, Ibnu sanggup menggendongnya cukup lama.
"Sudah nyoba, kuatnya bisa satu jam lah, bisa. Adi juga makin turun kan beratnya karena untuk pendalaman karakter," ujar Ibnu.
"Pas workshop, latihannya, dan tes kamera pun saya ada gendong-gendong Jenderal Soedirman, karena memang saat itu Tjokropranolo (Kapten Nolly) adalah orang pertamanya ketika nyawa Jenderal Soedirman itu harus diselamatkan," lanjutnya.
Ibnu mengaku sudah lama memimpikan main dalam film peperangan.
"Saya ingin mendapatkan peran seperti ini, lebih-lebih kalau film perang itu seru. Dulu, Janur Kuning, saya juga lihat. Makanya, pas ditawari Mbak Westi (sutradara Viva Westi) dan ternyata katanya 80 persen scene-nya perang, nah ini yang saya pengin," kisahnya.
"Apa pun risikonya saya harus ambil," tambahnya.
Selain Ibnu dan Adipati, ada Mathias Muchus, Nugie, dan Lukman Sardi yang membintangi film yang diproduseri oleh Handi Ilfat dan Sekar Ayu Asmara serta disutradarai oleh Viva Westi itu. Film tersebut diagendakan akan dirilis pada Agustus 2015 sebagai kado 70 tahun kemerdekaan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.