Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kacaunya Dunia Persilatan: Pelesetan Dunia Persilatan

Kompas.com - 01/02/2015, 19:21 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Film Kacaunya Dunia Persilatan "mengacaukan" gambaran tentang film silat yang lazimnya dipenuhi pendekar serba otot. Sutradara Hilman Mutasi menggarapnya dengan jurus komedi, parodi.

Simak nama tokoh yang merupakan pelesetan dari tokoh-tokoh di khazanah fiksi dunia persilatan negeri ini. Tersebutlah antara lain Bromo Membara pelesetan dari Brama Kumbara, Mantrili dari Mantili, Si Buta dari Gua buat Elu (Si Buta dari Goa Hantu), Panci Tengkorak (Panji Tengkorak), dan Wira Sobling (Wira Sableng).

Dipelesetkan pula karakter tokoh dan nama-nama jurus yang "disakralkan" dalam dunia persilatan. Sebutlah Si Buta yang mempunyai hobi pijat refleksi. Ada juga tokoh pendekar Batuk Berdahak dengan jurus andalan ingus bau naga. Wiro Sobling selain pendekar juga upline MLM alias multilevel massobling yang kaya raya. Dia mengukir angka 212 M di dadanya sebagai simbol jumlah tabungan yang ia simpan.

Ceritanya sangat standar kisah fiksi di dunia persilatan. Alkisah di dunia persilatan gempar lantaran pedang Pusaka Batu Langit, yang selama ini tersimpan aman di Perguruan Kera Mas, hilang. Pusaka ini menjadi lambang perdamaian di dunia persilatan. Pendekar dari Golongan Putih takut pedang itu jatuh ke tangan pendekar Golongan Hitam. Itu artinya kekacauan segera muncul.

"Slapstick" Sutradara Hilman Mutasi memadukan silat dan komedi dengan jurus slapstick. Koreografi laga lebih banyak bertujuan memancing tawa. Samurat yang pendekar Jepang itu jari telunjuknya teriris setiap kali mencabut pedang.

Hilman juga memasukkan komedi dalam sebagian besar dialog yang penuh pelesetan dan kalimat bersayap. Simaklah ketika Si Buta berjalan bersama Mantrili di tengah hutan mencari pedang pusaka. Tiba-tiba Si Buta berujar, "Sepertinya alam sudah memanggil. Saya permisi mau mencekik ular dulu."

"Hei, mau ke mana?" tanya Mantrili.

Si Buta menjawabnya dengan gerakan tangan dan mimik cengar-cengir yang mengisyaratkan bahwa dia hanya hendak buang air kecil.

Rasa komedi juga dimainkan lewat musik garapan Candil sebagai pengarah musik. Candil memadukan beragam genre musik, mulai jaipong, pop, hingga dance music ala Gangnam Style. Bahkan, tiba-tiba mengalun lagu slow rock ketika Broma bertemu pendekar Dewi Kembang Goyang. Gado-gado.

Jika film era 1980-an hingga 1990-an kita mengenal Barry Prima atau Advent Bangun yang berbadan kekar dan cenderung seram, dalam Kacaunya Dunia Persilatan sosok pendekar sama sekali tak menyuguhkan otot. Hampir semua pendekar terlihat kerempeng kecuali Samurat yang tambun dan Si Buta yang terlihat berisi.

Penonton yang mengikuti film atau sandiwara Saur Sepuh era 1980-an mendapat kejutan dengan munculnya Fendy Pradana dan Elly Ermawati di adegan penutup. Dalam Saur Sepuh, mereka mengisi suara tokoh Brama Kumbara dan Mantili. (MHF)

Kacaunya Dunia Persilatan
Sutradara: Hilman Mutasi
Pemain: Darius Sinathrya, Vicky Monica, Tora Sudiro, Joe P Project, Agung Saga, Aming
Produser: Helfi Kardit
Produksi: SAS Films.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com