"Waktu itu, pengobatan narkoba mahal. Slank sendiri minum obat China, per orang Rp 15 juta," kata Bimbim, drumer Slank, dalam wawancara di Markas Slank.
"Dari seperti itu, kami pengin, 'Ada enggak ya yang bisa murah atau gratis'," lanjutnya.
Akhirnya, dibuatlah tempat rehabilitasi tersebut.
Menurut Bimbim, yang terpenting dalam proses penyembuhan dari kecanduan narkoba adalah niat.
"Sebenarnya, segala pengobatan hanya membuat sugesti atau membuat orang mencoba untuk bener. Yang lebih utama, niatnya, sih," tutur Bimbim, yang percaya bahwa tubuh akan menggelontorkan racun-racun narkoba keluar.
Bimbim menerangkan, biaya di tempat rehabilitasi yang dibangun oleh Slank tidak mahal.
"Karena dulu sering merasa biayanya besar, akhirnya kami bikin rehabilitasi dengan biaya murah. Enggak besar. Paling besar biayanya ngasih makan aja," ujarnya.
Bimbim juga mengungkapkan bahwa kebanyakan dari pasien yang datang untuk menyembuhkan diri adalah para Slankers.
"Dulu, setiap Hari Antinarkoba, bulan Juni, selalu mengundang Slankers. Terus, kami (bilang), 'Siapa yang masih pakai drugs, siapa yang mau berhenti, ayo. Kalau lu ngomong, enggak gue anter ke polisi, kita rehab," kata Bimbim.
Hingga kini, menurut Bimbim, ratusan orang telah "membersihkan" diri di tempat rehabilitasi itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.