Dalam jumpa pers konser Reog & Roll di Skeeno Hall, Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (16/10/2015), pemain drum Slank, Bimbim, menjelaskan maksud etalase tersebut. Kata dia dengan memainkan berbagai macam kesenian tradisional, konser ini dapat mewakili keragaman budaya di Nusantara.
"Kami coba kolaborasikan musik rock & roll dengan musik tradisional Indonesia. Kami jamming dengan dengan berbagai macam kesenian Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk menceritakan perjuangan, soal mimpi Indonesia yang kedepannya semoga tercapai," ujar Bimbim.
"Harapannya sih ini bisa jadi etalase kebudayaan di Indonesia," timpal Ivanka, sang pemain bas.
Dengan konser tersebut, Slank mengajak kaum muda untuk bangga dengan kesenian tradisional Tanah Air.
"Di Facebook kami ada seorang Slankers berusia 18 tahun asal Ponorogo. Dia begitu lihat berita soal adanya konser ini jadi semangat dan bilang kalau dia bangga jadi anak Ponorogo dan akan menceritakan soal reog kepada siapa saja. Hal-hal seperti itu yang ingin kami coba sentil dan tumbuhkan lewat konser ini," tutur Bimbim.
Sebelum Slank tampil di Skeeno Hall, Gandaria City, Jakarta Selatan malam nanti, konser Reog & Roll telah digelar di dua kota, yaitu Makassar (9 Oktober 2015) dan Medan (11 Oktober 2015). Selain berkolaborasi dengan kesenian reog dan musisi-musisi tradisional yang antara lain berasal dari Aceh, Sunda, hingga Papua, Slank juga melibatkan seniman-seniman lokal kota yang mereka kunjungi untuk ikut terlibat dalam konser tersebut.
"Kami selalu libatkan seniman-seniman lokal untuk terlibat. Kami enggak ganggu musik mereka, mereka juga enggak ganggu musik kami. Jadi, kami blending satu sama lain dengan jamming di panggung," kata sang vokalis, Kaka. "Intinya kami semua berbicara lewat seni di panggung," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.