Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Cinta Nurul Arifin

Kompas.com - 14/09/2008, 01:33 WIB

Rumah dengan luas tanah 456 meter persegi tersebut dibeli secara kredit selama lima tahun seharga Rp 125 juta. Setelah kredit rampung tahun 1994, Nurul dan Mayong merenovasi rumah tersebut.

”Mayong yang mendesain, makanya rumah ini seperti rumah dia di Yogya yang atapnya tinggi,” ujar Nurul. Rumah dua lantai itu kini terdiri atas empat kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang kerja, teras belakang, dapur, dan sebuah taman.

Nurul mengatakan, dia dan anggota keluarga biasa berkumpul di ruang keluarga yang dilengkapi fasilitas hot spot. Dengan demikian, mereka bisa berselancar di dunia internet bersama-sama. ”Kalau sudah nge-net bareng, ruang ini seperti warnet,” katanya.

Nurul dan Mayong sendiri senang bercengkerama di teras belakang yang menghadap taman. Mereka biasa sarapan pagi dan baca koran bersama di teras itu sambil menikmati udara pagi yang segar.

”Saya juga lebih senang menerima tamu di sini kecuali tamu yang formal. Saya merasa lebih nyaman,” katanya.

Teras itu tidak seberapa besar, tetapi tampak cantik. Eternitnya digantungi lampu-lampu antik yang diperoleh Mayong dari sejumlah daerah. Dindingnya dihiasi beberapa lukisan dan poster iklan zaman dulu.

”Obat Ribel. Jang paling berkuasa bagi sakit kentjing”. Begitulah salah satu poster iklan tersebut.

Barang-barang antik yang ada di rumah itu seluruhnya koleksi Mayong. ”Dia memang senang sekali mengoleksi barang-barang tua. Sebagian koleksi dia saya angkut ke rumah kami di Bandung. Kalau tidak begitu, rumah ini bisa seperti kapal pecah,” ujarnya.

Nurul sendiri mengaku senang mengoleksi taplak meja, seprai, bed cover, dan handuk. Dua hari lalu, dia baru saja pulang umroh dan oleh-oleh yang dia bawa dari tanah suci, selain kurma, ternyata handuk dan bed cover.

Meski berada di kompleks perumahan mewah, rumah Nurul tampak sederhana. Perabotan rumahnya tidak terlalu banyak. Di ruang tamu hanya ada seperangkat kursi, beberapa lukisan, serta dua patung pengantin jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com