Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Tak Dipandang

Kompas.com - 29/09/2008, 03:00 WIB

Pribadi kritis

Dalam buku biografi yang ditulis oleh JB Soedamanta dan diterbitkan oleh Obor ini, hal-hal yang sebelumnya disebut remang dan penuh kontroversi itu dikupas. Dalam buku setebal 272 halaman itu, Soedarmanto juga memasukkan surat terbuka Pater Beek untuk Bung Karno, Pemimpin Besar Revolusi Indonesia.

Surat itu penuh kritik tajam terhadap kebijakan Presiden Soekarno yang dinilai memberi ruang besar bagi Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan menggunakan nama samaran Dadap Waru, dalam surat bertanggal 5 November 1965 itu ia mendorong agar Bung Karno bersikap tegas terhadap PKI.

Selain pernah berkarya sebagai Kepala Asrama Realino, Pater Beek juga pernah berkarya dan turut mengawali Biro Dokumentasi. Biro Dokumentasi adalah sebuah biro yang didirikan oleh Serikat Yesus Provinsi Indonesia pada tahun 1961 semasa Pater Georgius Kester menjadi Provinsial. Biro itu menyediakan bahan-bahan studi dan analisis keadaan berdasarkan tolok ukur ajaran dan moralitas Katolik agar dapat dipergunakan bagi para aktivis.

Dalam kegiatannya, biro itu menyiarkan dokumen mengenai kebijakan pemerintah dan evaluasi atas berbagai kejadian penting di Indonesia. Apa yang dilakukan Biro Dokumentasi itu kemudian menjadi asupan bagi masyarakat, khususnya umat Katolik di Indonesia, untuk menghadapi perkembangan sosial, politik masyarakat, serta bersikap kritis terhadap pemerintah.

Hal itu ditunjukkan dengan kedekatan Gereja Katolik dengan Bung Karno, tetapi sekaligus berjarak. Partai Katolik, misalnya, berani membentuk Liga Demokrasi dan tidak mendukung Nasakom serta menolak Konsepsi Presiden yang membuka pintu masuk bagi kaum komunis.

Menurut Beek, Gereja Katolik tidak hanya menjadi sumbangan bagi masyarakat, tetapi ia juga berkeyakinan, Gereja juga memiliki prinsip-prinsip yang tepat untuk menghadapi masalah. Menurut dia, kerasulan intelektual sangat penting dan diperlukan saat itu.

Analisis yang dihasilkan Biro Dokumentasi kemudian diedarkan kepada aktivis yang terlibat dalam Front Pancasila dan Sekber Golkar. Biro itu, antara lain, menghasilkan kajian tentang sosialisme yang kemudian mempertemukannya dengan intepretasi gagasan sosialisme yang disodorkan PKI. Dalam buku tentang Pater Beek ini, gagasan dan kajian lain yang dihasilkan Biro Dokumentasi dimasukkan dengan lengkap oleh Soedarmanta.

Namun di sisi lain, dituliskan juga gagasan Pater Beek tentang Katolisitas. Ia berpendapat, keagamaan, dalam hal ini kekatolikan, bukan hanya sebatas agama dan institusi.

Soedarmanta menuliskan, Pater Beek berpendapat bahwa dalam perkara-perkara sosial atau kemasyarakatan sebetulnya ”bendera” Katolik tidak diperlukan lagi karena dalam konteks keindonesiaan, hal itu justru bisa menjadi penghalang kebersamaan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau