Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segelas Jahe Gepuk dan Suara Emas Syaharani

Kompas.com - 01/11/2008, 14:34 WIB

Oleh Desy Saputra

Sambil menyeruput segelas minuman jahe gepuk di sebuah warung angkringan pinggir jalan, Anton (25) melayangkan pandangannya jauh ke arah Halaman Pura Mangkunegaran yang sedang berlangsung Festival Internasional Musik Etnik (Solo International Ethnic Music-SIEM).

Seulas senyum tersungging di bibir melihat di dalam area keraton Surakarta itu penyanyi jazz idolanya, Syaharani tengah menyanyi di atas panggung nan megah dalam balutan kebaya oranye. "Saya menunggu Syaharani malam ini, kepingin melihat seperti apa sih penampilan dan suaranya kalau menyanyikan lagu dan musik etnik," ujar Anton, warga Kecamatan Jebres, Solo, Rabu malam (29/10).

Malam itu adalah penyelenggaraan SIEM 2008 hari kedua dari lima hari yang dijadwalkan yakni mulai 28 Oktober hingga 1 November. Tak hanya Anton yang terpukau suara emas Syaharani. Sekitar 5.000 orang membanjiri halaman Pura Mangkunegaran menyaksikan penyanyi asal Kota Dingin Malang itu menyanyi. Selain Syaharani, SIEM pada hari kedua juga menampilkan delegasi musik dari Jepang, Taiwan, Banyuwangi, Solo, dan Magelang.

Sebagian besar orang menyemut di depan panggung, sedangkan sebagian kecil lainnya seperti Anton memilih tempat lebih jauh dari keramaian sambil duduk di warung kaki lima di seberang halaman Mangkunegaran yang menyediakan aneka hidangan khas kampung dengan harga murah meriah.

Pemuda asli Solo itu mengungkapkan kebangaannya terhadap kota kelahirannya yang kini berbenah semakin baik. Perubahan itu misalnya dari segi kebersihan, pengelolaan kota yang modern, dan kepedulian pemerintah Solo terhadap kesenian budaya tradisi.

"Sekarang ini banyak kegiatan seni dan budaya yang berlangsung di Solo, ini sangat positif. Seperti SIEM, Batik Carnival, dan Kirab Budaya. Acara semacam ini dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat Solo dan bernilai ekonomi juga," kata Sarjana Ekonomi jebolan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini.

SIEM adalah festival musik etnik internasional yang digelar selama empat hari berturut-turut setahun sekali di Solo. Usia festival ini masih sangat muda, yakni dua tahun. Penyelenggaraan SIEM pertama adalah September 2007 bertempat di dalam cagar budaya Benteng Vastenburg, yang berada di jantung kota Solo.

SIEM 2008 digelar di Pamedan (halaman, red) Pura Mangkunegaran yang berlokasi sekitar lima kilometer ke arah barat dari Benteng Vastenburg. Lokasi ini memang tidak dikelilingi tembok tinggi sebagaimana Benteng Vastenburg, namunnuansa Keraton Solo yang sangat eksotis membawa aura yang indah ke panggung SIEM.

Memasuki pintu gerbang utama Mangkunegaran, sejauh mata memandang adalah halaman luas yang di bagian tengahnya terdapat jalan  membelah lapangan rumput itu. Di sisi timur adalah tempat berdirinya tiga deret panggung SIEM yang megah lengkap dengan tata cahaya dan dua layar monitor gambar. Sedangkan di sisi barat adalah lokasi pameran seni budaya yang menjadi rangkaian acara SIEM menghadirkan pameran batik dan barang antik khas Solo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com