Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segelas Jahe Gepuk dan Suara Emas Syaharani

Kompas.com - 01/11/2008, 14:34 WIB

Dalam sebuah jajak pendapat di laman resmi SIEM, www.siemfestival.com tentang "Setujukah Anda jika SIEM menjadi agenda tahunan di Kota Solo?" tercatat dari tanggal 23 Agustus hingga 30 Oktober sebanyak 95,5persen dari total 290 responden setuju dan sisanya 4,5persen tidak setuju.

Dukungan ini salah satunya karena festival musik etnik itu menggerakkan sendi-sendi ekonomi dan sosial kemasyarakatan di lingkup Kota Solo. Salah satu contohnya adalah manfaat yang dirasakan oleh waga Solo seperti para pedagang makanan, sopir taksi, dan abang penarik becak di lokasi sekitar Mangkunegaran, serta para pengusaha batik dan kerajinan lainnya.

Berbagai macam makanan yang dijual di sekitar Mangkunegaran ludes sebelum pertunjukan selesai menjelang tengah malam, sementara jasa taksi dan becak juga laris manis ketika pertunjukan berakhir. Para pemuda karang taruna di beberapa kelurahan sekitar Mangkunegaran juga turut diberdayakan untuk menyediakan jasa parkir.

"Adanya SIEM atau kegiatan kesenian lainnya di Kota Solo harapannya ya bisa berdampak pada kami, agar Solo semakin ramai wisatawan dan penumpangnya juga banyak," kata seorang sopir taksi, Endi (45).

Sementara itu bagi kalangan pengusaha batik dan kerajinan lainnya, adanya pameran di sekitar lokasi SIEM, menjadi ajang promosi bagi produk-produk usaha mereka.

"Semangat kami mengikuti beragam pameran produk seni budaya bukan hanya untuk kemajuan usaha saja, tapi lebih jauh lagi adalah mendorong agar Kota Solo semakin dikenal di tingkat nasional dan internasional, sebab adalah kebanggaan kami warga Solo kalau kota ini dikunjungi banyak wisatawan dan Solo terus berbenah semakin maju," kata pengusaha batik asal Laweyang, Sari (35).

Pada akhirnya sebuah perhelatan musik akbar tingkat internasional seperti SIEM tidak lagi menyangkut pelestarian warisan seni budaya yang harus terus dilakukan, SIEM juga menjadi sebuah hajatan yang dirindukan masyarakat Solo dan sekitarnya, tempat berinteraksi, bertransaksi, dan saling menghormati peradaban budaya berbagai bangsa di dunia.

"SIEM membawa banyak sekali kesenian daerah dari dalam dan luar negeri, keberagaman ini kami harapkan dapat diterima dengan terbuka, menjadi sarana interaksi, dan juga variasi tontonan yang menarik," demikian Bambang Sutejo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com