Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segelas Jahe Gepuk dan Suara Emas Syaharani

Kompas.com - 01/11/2008, 14:34 WIB

Di area depan panggung terhampar sekitar 5.000 kursi penonton yang pada malam hari menjelang dimulainya SIEM tak pernah tersisa kursi kosong. Setiap malam pula ribuan orang rela membawa kertas koran bekas atau alas tikar untuk menonton sambil duduk lesehan karena tak kebagian tempat duduk.

"Antusiasme warga Solo dan sekitarnya untuk menyaksikan pertunjukan ini sungguh luar biasa," kata Ketua Umum SIEM, Bambang Sutejo. Bambang menyebutkan empat hari penyelenggaraan SIEM 2007 tercatat lebih dari 50 ribu orang menyaksikan acara ini. Daya tarik dari acara ini menurut Bambang adalah sebuah hajatan jenis musik yang sudah akrab di telinga masyarakat Solo, tiket yang diberikan secara cuma-cuma, serta rasa ingin tahu yang besar terkait para musisi dan artis yang tampil di panggung SIEM.

SIEM 2008 diikuti oleh delegasi dari Solo, Magelang, Riau, Aceh, Cirebon, Bandung, Makassar, Papua, Surabaya, dan dari luar negeri tampil delegasi dari Taiwan, Jepang, Australia, dan Singapura.

Tahun ini para artis dan musisi yang tampil lebih sedikit dibanding tahun lalu karena kali ini ada kuratirial yakni oleh Gilang Ramadhan dan Rahayu Supanggah. Sementara pada SIEM 2007 tidak ada seleksi oleh kurator sehinga delegasi yang tampil lebih banyak lagi, yakni Belanda, Irak, Yunani, Bangladesh, Korea, India, Philipina, Australia.

Pelestarian

Minuman jahe gepuk yang dipesan Anton merupakan salah satu minuman khas Solo yang dapat dijumpai di setiap warung kaki lima hingga restoran mewah.

Minuman ini biasanya menjadi teman untuk ngobrol ringan di warung angkringan atau lesehan sambil menikmati makanan khas Solo seperti Timlo dan Selat Solo.

Komposisinya memang sederhana, yakni jahe yang dimekarkan lalu dimasukkan ke dalam gelas, ditambahkan gula batu dan sedikit gula jawa. Rasanya sangat khas dan telah akrab di lidah masyarakat Solo selama bertahun-tahun lamanya, seperti halnya musik etnik yang merupakan salah satu ciri khas  Kota Solo.

Walikota Solo Joko Widodo mengungkapkan SIEM dan musik etnik telah melekat di hati masyarakat Solo dan akan terus dipertahankan keberadaannya dan diupayakan terus berlangsung secara rutin, serta diharapkan punya resonansi dan berdampak bagi dinamika kebudayaan, sosial, dan ekonomi.

Tak hanya Walikota Solo saja yang memberi dukungan pada penyelenggaraan kegiatan ini, warga Solo juga memberikan apresiasi yang positif terhadap SIEM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com