Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JiFFest, Bangkit Bersama Hollywood

Kompas.com - 07/12/2008, 05:34 WIB

Laporan Wartawan Kompas, Dahono Fitrianto

Memperingati 10 tahun penyelenggaraannya, Jakarta International Film Festival tahun ini menggelar segmen khusus untuk merayakan 10 tahun kebangkitan film Indonesia.

Selain memutar 10 film Indonesia terlaris sejak 1998, JiFFest kali ini juga diwarnai pemutaran perdana tiga film Indonesia dari tiga sineas terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

Tiga film tersebut adalah Drupadi, film pendek (durasi 45 menit) buatan rumah produksi SinemArt bekerja sama dengan Miles Films yang disutradarai Riri Riza. Lalu, Under the Tree karya terbaru Garin Nugroho (yang sebelumnya sempat ditunjuk menyutradarai Drupadi, tetapi batal). Terakhir, Pertaruhan, sebuah omnibus empat film dokumenter tentang perempuan keluaran Kalyana Shira Films pimpinan Nia Dinata.

Dari nama-nama yang disebutkan itu, publik dapat mengharapkan film-film berkualitas artistik di atas rata-rata film Indonesia. Tak ada ajang lain yang lebih tepat selain JiFFest sebagai festival film internasional terbesar di negeri ini untuk pemutaran film-film tersebut.

Namun, tak urung muncul tanda tanya besar saat mengetahui tak satu pun dari tiga film itu dipilih menjadi film pembuka maupun penutup JiFFest 2008. Alih-alih, panitia menempatkan dua film Hollywood di dua tempat istimewa. Burn After Reading karya dua bersaudara Joel dan Ethan Coen menjadi film pembuka di Djakarta Theatre, Jumat (5/12), dan Vicky Cristina Ballerina karya Woody Allen menutup festival nanti hari Selasa (9/12) di Blitz Megaplex, Grand Indonesia.

Kemandirian

Keistimewaan dan kemandirian JiFFest, yang selalu mendatangkan film alternatif dari berbagai belahan di dunia yang hampir tak mungkin diputar di jaringan bioskop utama di Tanah Air, sempat dipertanyakan mengingat poster Burn After Reading (film komedi yang dibintangi George Clooney, Brad Pitt, dan John Malkovich) bahkan sudah ditempel di beberapa bioskop 21 sejak beberapa minggu sebelum JiFFest digelar.

Coen Bersaudara dan Woody Allen memang hampir dapat dipastikan tak akan membuat film ecek-ecek. Joel dan Ethan adalah penyandang gelar sutradara terbaik di ajang Academy Awards 2008 untuk film mereka, No Country for Old Men. Sementara Allen pernah menggondol Oscar dalam predikat serupa pada 1978 untuk film Annie Hall dan sejak itu menjadi langganan masuk nominasi Oscar untuk kategori sutradara terbaik atau skenario terbaik.

Bukankah tujuan awal JiFFest membawa kita menengok dunia lain di luar arus utama film-film komersial Hollywood? Seperti pernah dikatakan aktris pemeran utama Drupadi, Dian Sastrowardoyo, JiFFest menjanjikan sebuah ”pembebasan terhadap perangkap pola pikir Hollywood yang sudah mengekang selera dan penilaian kita terhadap film selama ini” (Kompas, 4/12/2004).

Ada pula kekhawatiran, seiring dengan makin besarnya penonton dari tahun ke tahun, JiFFest hanya akan menjadi promosi film komersial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com