Sulung lima bersaudara ini masih muda. Dalam usia 24 tahun, lajang yang kini kuliah di FISIP UI jurusan politik dikenal sebagai penulis buku komedi yang laris. Ia juga mengomandani sebuah penerbitan. Semua berawal dari kesukaannya ngeblog.
Buku karya Anda tergolong laris, ya?
Benar. Buku pertama saya berjudul Kambing Jantan Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005) tahun ini sudah masuk cetakan ke-23. Kalau dihitung-hitung, sudah terjual lebih dari 100.000 eksemplar. Setelah buku pertama terbit, saya menulis beberapa buku lagi yaitu Cinta Brontosaurus (2006), Radikus Makan Kakus (2007), Babi Ngesot: Datang Tak Diundang, Pulang Tak Berkutang (2008). Seperti buku pertama, buku yang lain juga cukup laris. Bulan pertama saja rata-rata sudah terjual 10.000-an.
(Judul-judul buku Dika memang terdengar unik dan menggelitik. Bukunya memang mengedepankan humor. Buku antik ini ternyata memang sangat disukai pembaca, terutama remaja.)
Royalti mengalir, dong?
Ha ha ha. Lumayanlah. Menulis memang menjanjikan. Tapi, saya anggap hasil menulis merupakan passive income. Sistemnya, kan, royalti tiap enam bulan. Nah, sambil nunggu dapat royalti, saya kerja juga.
Anda kerja di mana?
Saya menjadi direktur dan pemimpin redaksi Penerbit Bukune.
Wah, masih muda sudah pegang jabatan keren?
Sebelumnya saya, kan, kerja di sebuah media. Mulai dari reporter, redaktur pelaksana, sampai menjadi pemimpin redaksi. Nah, kemudian ada yang menawarkan bagaimana kalau saya pegang sebuah penerbitan. Setelah diskusi sama bos-bosnya, saya dipercaya menjadi kaptennya.
Saya pegang penerbitan yang sasarannya pembaca 15-23 tahun. Usia remaja sampai jelang dewasa. Bukunya, sih, macam-macam. Mulai novel, psikologi, sampai kuliner. Jarang, kan, kuliner untuk pasar remaja. Salah satu menunya adalah resep cinta. Pokoknya, kami tidak ingin jadi follower.
Kembali ke soal buku, bagaimana, sih, proses kreatifnya?
Sejak kelas 4 SD, saya memang suka menulis diary. Ya, buku harian enggak penting begitulah. Hahaha. Sampai akhirnya tahun 2001 pas SMA kelas 2, saya nemu blog Irene Putri. Dia salah satu dedengkot blogger Indonesia. Saat itu, orang yang bikin blog seperti Irene masih bisa dihitung dengan jari.
Nah, waktu membaca tulisannya, dalam hati saya berpikir, norak banget nih orang. Masak dia menulis cerita pribadinya di internet. Pokoknya cerita keseharian waktu dia kuliah. Tapi, asyik juga, ya.
Habis itu pasti ikut-ikutan, ya?
He he. Saya memang ikut-ikutan bikin. Ternyata, asyik sekali bikin cerita keseharian saya. Pokoknya happy banget. Saya bisa tulis apa saja. Mulai soal keluarga, pacar, ulangan di sekolah, sampai liburan. Senang sekali ketika ada tanggapan. Yang ngeklik, kan, bisa dilihat statistiknya. Mulai dari 5 orang, 10, terus sampai lebih dari 50 orang.
Sampai saya kuliah di Adelaide, Australia, terpikir untuk bikin blog ini jadi komedi. Apalagi banyak yang mengatakan, tulisan saya lucu. Pas saya baca, kok, enggak ada lucunya. Lalu, saya ulik lagi agar benar-benar menjadi tulisan komedi yang bagus. Ternyata, banyak yang kemudian mengikuti gaya saya. Akhirnya, saya dapat Best Indonesian Blog Award dari Hongkong. Gara-gara itu banyak yang ngomongin siapa, sih, Si Kambing Jantan. Saya memang pakai nama ini di blog. Namanya norak, ya. Begitulah, seperti snow ball, makin banyak yang ikut.